Rabu, 28 Desember 2011

HIJABERS ^^

HIJAB. Kata ini baru aku sadari ketika aku baru menginjak SMA. Dulu dikala SMP, aku ingin sekali memakai celana Jeans polos, tapi orang tuaku bersikeras ga membolehkan membeli. Bayangkan aku ga pernah beli celana jeans. Walaupun aku punya, dan jeans nya tidak ketat, itupun hanya sekedar di kasih sama sodara. Kasian banget hehe.

Semakin ku beranjak dewasa, aku mencari informasi tentang menutup aurat secara sempurna. Didalamnya ada kata HIJAB. Pada waktu itu aku belum tau artinya. Trus ketika aku bertemu dengan beberapa akhwat yang selalu tertutup akan niqobnya, semakin aku penasaran apa di balik muslimah ini. Aku sangat tersanjung olehnya. Sangat indah melihat mereka memakai pakaian yang sopan, tidak transparan, dan tidak ketat. Adapun dari salah satu dari mereka memakai gamis dan cadar untuk menutupi wajahnya. Aku ingin mencoba seperti mereka.

Aku bertekad apapun yang terjadi dimasa depan, Insya Allah dengan izin-Nya aku dapat melewatinya. Aku berniat untuk tidak memakai celana Jeans. Dan aku pakai rok atau gamis. Ketika aku mencobanya, beberapa hari kemudian aku sangat nyaman memakai pakaian yang tertutup. mulai dari jilbab yang panjang, sampai pakaian yang menutupi pantat dan tidak ketat.

Aku mengerti. Maksud dari Ummi agar aku tidak memakai jeans karena Ummi kurang suka atas celana itu. Agar aku tidak memancing auraku untuk menghancurkan iman para ikhwan. Karena dari kalangan wanita lah yang menyebabkan lelaki tak bisa menahan pandangan dan akhirnya berbuat maksiat. Naudzubillah.

Jadi, kita pasti mendapat hidayah dari Allah jika kita memulai memperjuangkan dan menilai yang haq dan yang bathil. Alhamdulillah, hidayah kudapat atas dasar memandang wanita pejuang Islam.Mereka tetap bertahan dengan prinsipnya walaupun dunia ini kini sudah dikatakan parah. Mereka tetap menjadi diri mereka sendiri. Dan tidak tergoyahkan imannya.



Galau? Oh TIDAK!


Perasaan galau sering melanda kehidupan manusia. Perasaan seperti ini didefinisikan orang dengan berbagai tipe. Ada yang bilang galau itu perasaan tertekan, galau itu gak ada uang dan gak’ bisa makan, galau itu lagunya Titi DJ (LOH….), galau itu pas’ diputusin pacar, galau itu pas ujian gak’ belajar dan gak tau mau nyontek ma siapa, galau itu cabang baru dari perasaan seperi sedih, marah, putus asa, cengeng, dan lainnya, dan pastinya masih banyak lagi definisi galau yang diprediksi oleh setiap individu. Bahkan ada yang lebih sadis, galau itu (katanya) bisa membunuh karakter pribadi sebab ia membuat seseorang tidak dapat berbuat apa-apa lagi dikarenakan tidak dapat berfikir jernih. 

Galau merupakan suatu perasaan dimana seseorang memikirkan hal-hal secara berlebihan, kemudian bingung ketika memikirkan apa yang harus dilakukan terhadap hal tersebut dengan pikirannya sendiri, sehingga emosi menjadi tidak stabil, pikiran pusing, lalu mendadak imsomnia. Galau juga perasaan emosi labil seseorang saat ia tidak dapat menentukan pilihan, takut akan yang terjadi nanti, apakah sesuai harapan atau tidak, benar atau salah ya…???, bimbang, dan gak’ percaya diri dengan apa yang sudah dipilih untuk menjadi sebuah pilihan dan keputusan akhir yang diambil.

Penyakit ini rentan hinggap pada usia- usia muda, remaja, belia, dan bahkan yang sudah dewasa pun terkadang juga ikut merasakan sengatan galau ini. Nah, jika sudah terinfeksi, jangan dibiarkan berlama-lama mengendap dalam diri. Berikut beberapa tips yang dapat menangkis rasa galau yang disebabkan oleh banyak faktor yang gak mungkin disebut satu per satu. 



1. Berhentilah untuk menyalahkan diri sendiri karena hanya akan membuat perasaan jadi semakin down. Berpikirlah kalau ini merupakan sebuah ujian dari Tuhan karena Tuhan sayang sama diri kita dan Tuhan mau menaikkan derajat kita di hadapan orang lain dengan ujian tersebut. Dengan begitu kita akan lebih percaya diri setelah ujian itu berhasil dilewati, karena ujian yang diberikanNya tidaklah diluar kemampuan hambaNya. 


2. Hadapi dengan senyuman, berpikir positif, dan tenang dalam menyelesaikannya. Dengan begitu, perasaan akan lebh terasa relax dan sadar bahwa masalah yang dihadapi gak’ seberat yang dibayangkan. 


3. Selalu aja merasa beruntung, agar bisa terus bersyukur atas semua nikmat dari Tuhan. 


4. Lakukan kegiatan positif dan berguna, lalu nikmatilah semua itu. 


5. Dengarkan lagu-lagu yang disukai. 


6. Kumpul bersama teman-teman, kerabat, keluarga, lalu sharing dan curhat ke mereka. Tetapi jangan sampai salah pilih orang, karena bisa makin’ runyam ntar masalahnya. Bukannya nyelesain’ tapi malah nambah, capek deh… 


7. Hadapi yang akan terjadi, bukan malah menghindari dan takut. Jangan pernah berpikir untuk lari dari masalah. Masalah yang ada bukan untuk dihindari, tetapi untuk diselesaikan. Semakin dihindari, maka ia akan makin membesar. Menghadapi tidak selalu berdampak negatif, malah kebanyakannya berdampak positif. Justru menghindar akan makin membuat pribadi kalah dan merusak diri dari segi mental. 


8. Perbanyak beribadah. Meminta pertolongan dan petunjuk kepadaNya, dan temukan kedamaian ketika telah melakukan ibadah dan meminta solusi langsung kepada Sang Maha Esa. 


Semoga tips diatas bisa membantu melepaskan perasaan galau. Jangan tambah galau ya kawan-kawan, nikmati dan hiduplah bebas, tanpa beban, dan merdeka ..

Selamat mencoba ~ 

Masih Haruskah Berpacaran ??

Mengenal lawan jenis dengan dalih untuk mengenal pribadi masing-masing. Padahal kenyataannya, hanya sedikit kejujuran yang di tampakkan pada saat pacaran. Rasa takut yang besar untuk di tinggal pasangannya atau hendak mengambil hati pasangannya membuat mereka menyembunyikan keburukan yang terdapat dalam dirinya. Sudah menjadi rahasia umum, jika usia pacaran yang lama tak menjamin bahwa itu menjadi suatu jalan untuk memuluskan hubungan menuju jenjang pernikahan. Sudah tak menjamin adanya pernikahan setelah sekian lama menjalin masa pacaran, juga banyak di bumbui pelanggaran terhadap rambu-rambu Allah. Maksiat yang terasa nikmat.

Zaman sekarang, berpacaran sudah selayaknya menjadi pasangan suami istri. Si pria seolah menjadi hak milik wanita dan si wanita kepunyaan pribadi si pria. Mereka pun bebas melakukan apapun sesuai keinginan mereka. Yang terparah adalah sudah hilangnya rasa malu ketika melakukan hubungan suami istri dengan sang pacar yang notabene bukan mahram. Padahal pengesahan hubungan berpacaran hanya berupa ucapan yang biasa di sebut “nembak”, misalnya “I Love You, maukah kau menjadi pacarku?” dan di terima dengan ucapan “I Love You too, aku mau jadi pacarmu”. Atau sejenisnya. Hanya itu. Tanpa adanya perjanjian yang kuat (mitsaqan ghaliza) antara seorang hamba dengan Sang Pencipta. Tanpa adanya akad yang menghalalkan hubungan tersebut. Hubungan pacaran tak ada pertanggungjawaban kecuali pelanggaran terhadap aturan Allah. Karena tak ada yang namanya pacaran islami, pacaran sehat atau apalah namanya untuk melegalkan hubungan tersebut.

Kita berlelah melakukan hubungan pacaran. Melakukan apapun guna menyenangkan hati sang kekasih (yang belum halal) meskipun hati kita menolak. Jungkir balik kita mempermainkan hati. Hingga suka dan sedih karena cinta, cinta terlarang. Hati dan otak di penuhi hanya dengan masalah cinta. Kita menangis karena cinta, kita tertawa karena cinta, kita meraung-meraung di tinggal cinta, kita pun mengemis cinta. Hingga tak ada tempat untuk otak memikirkan hal positif lainnya. Tapi sayang, itu hanya cinta semu. Sesuatu yang semu adalah kesia-siaan. Kita berkorban mengatasnamakan cinta semu. Seorang pacar, hebatnya bisa menggantikan prioritas seorang anak untuk menghormati orangtua. Tak sedikit yang lebih senang berdua-duaan dengan sang pacar di banding menemani orangtua. Pacar bisa jadi lebih tau sedang dimana seorang anak di banding orang tuanya sendiri. Seseorang akan rela menyenangkan hati pacarnya untuk di belikan sesuatu yang di suka di bandingkan memberikan kejutan untuk seorang ibu yang melahirkannya. Seseorang akan lebih menurut pada perintah sang pacar di banding orang tuanya. Hubungan yang baru terjalin bisa menggantikan hubungan lahiriah dan batiniyah seorang anak dengan orangtua.

Jika pun akhirnya menikah, maka tak ada lagi sesuatu yang spesial untuk di persembahkan pada pasangannya. Sebuah rasa yang seharusnya di peruntukan untuk pasangannya karena telah di umbar sebelumnya, maka akan menjadi hal yang biasa. Tak ada lagi rasa “greget”, karena masing-masing telah mendapatkan apa yang di inginkan pada masa berpacaran. Bisa jadi, akibat mendapatkan sesuatu belum pada waktunya maka ikrar suci pernikahan bukan menjadi sesuatu yang sakral dan mudah di permainkan. Na’udzubillah.

Parahnya jika tiba-tiba hubungan pacaran itu kandas, hanya dengan sebuah kata “PUTUS” maka kebanyakan akan menjadi sebuah permusuhan. Apalagi jika di sebabkan hal yang kurang baik misalnya perselingkuhan. Kembali hati yang menanggung akibatnya. Kesedihan yang berlebihan hingga beberapa lama. Hati yang terlanjur memendam benci. Tak sedikit yang teramat merasakan patah hati dikarenakan cinta berlebihan menyebabkannya sakit secara fisik dan psikis. Juga ada beberapa kasus bunuh diri karena tak kuat menahan kesedihan akibat patah hati.

Terdengar berlebihan. Tapi itulah kenyataannya, hati adalah suatu organ yang sensitif. Bisa naik secara drastis, tak jarang bisa jatuh langsung menghantam ke bumi. Apa yang di rasakan hati akan terlihat pada sikap dan perilaku. Hati yang terpenuhi nafsu akan enggan menerima hal baik. Ada orang bilang, jangan pernah bermain dengan hati. Karena dari mata turun ke hati, kemudian tak akan turun kembali. Akan ada sebuah rasa akan mengendap di dalam hati. Jika rasa itu baik dan di tujukan pada seseorang yang halal (suami atau istri) maka kebaikan akan terpancar secara lahiriah. Bukan sebuah melankolisme yang kini merajalela.

Banyak pelajaran dari sekitar. Kenapa masih harus berpacaran??

Karena ingin ada teman yang selalu setia mendengar tiap keluh kesah?? Tak selamanya manusia bisa dengan rela mendengarkan keluhan manusia lainnya. Hanya Allah yang tak pernah berpaling untuk hambaNya. Bisa jadi secara fisik sang pacar rela mendengar dengan seksama, tapi dia juga manusia yang akan merasa bosan jika selalu di cecoki dengan berbagai keluhan...

Milikilah Sifat Malu

Milikilah Sifat MALU, Wahai Saudariku !!

Saudariku yang semoga dirahmati oleh Allah…Seperti yang telah kita ketahui bersama, Islam adalah agama yang sempurna dan tidaklah satu perkara kecil pun melainkan telah diatur oleh Islam.

Begitu juga dalam perkara wanita, Islam juga telah mengaturnya. Islam sangat memperhatikannya dan menempatkan para wanita sesuai dengan kedudukannya.

Dan agama yang mulia ini juga telah mengatur begaimana adab-adab dalam bergaul, berpakaian, dan sebagainya. Di mana segala yang diperintahkan dan diatur oleh Allah dan Rasul-Nya pasti terdapat maslahah (kebaikan) di balik itu semua. Dan segala yang dilarang pasti ada mafsadah (keburukan) baik mafsadah itu murni ataupun mafsadah itu lebih besar daripada maslahah yang diperoleh.

Sungguh sangat menyedihkan sedikit demi sedikit aturan yang telah dibuat oleh Allah dan Rasul-Nya dilanggar oleh anak Adam khususnya kaum Hawa.

Di antara fenomena yang kita saksikan bersama, kaum hawa dewasa ini mulai menanggalkan dan luntur sifat malunya. Mereka tidak merasa malu bergaul bebas dengan kaum Adam! Bahkan yang lebih mengenaskan, banyak dari kaum hawa yang berani mengumbar aurat (berpakaian tapi telanjang) di hadapan umum! Fainna lillahi wa inna ilaihi rooji’un!
Lantas bagaimanakah tatanan Islam mengenai sifat malu bagi wanita?

Maka cermatilah kisah yang difirmankan Allah berikut ini,

“Dan tatkala ia (Musa) sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: “Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” Kedua wanita itu menjawab: “Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya. Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya.” (Al Qoshosh : 23-24)

Lihatlah bagaimana bagusnya sifat kedua wanita ini, mereka malu berdesak-desakan dengan kaum lelaki untuk meminumkan ternaknya. LALU BAGAIMANA DENGAN WANITA SAAT INI! Sepertinya rasa malu sudah hampir sirna ...

Tidak cukup sampai di situ kebagusan akhlaq kedua wanita tersebut. Lihatlah bagaimana sifat mereka tatkala datang untuk memanggil Musa ‘alaihis salaam; Allah melanjutkan firman-Nya,

“Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan penuh rasa malu, ia berkata, ‘Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami.’” (Al Qoshosh : 25).Dengan penuh rasa malu, ia memanggil Musa. Sifat yang luar biasa...

Ayat yang mulia ini,menjelaskan bagaimana seharusnya kaum wanita berakhlaq dan bersifat malu. Allah menyifati gadis wanita yang mulia ini dengan cara jalannya yang penuh dengan rasa malu dan terhormat. Amirul Mukminin Umar bin Khoththob radiyallahu ‘anhu mengatakan,

“Gadis itu menemui Musa sambil menutupi wajahnya dengan lengan bajunya.” (Tafsirul Qur’anil ‘Azhiim, Ibnu Katsir). Lihat bagaimana begitu pemalunya wanita-wanita itu! Seharusnya para wanita saat ini mengambil contoh.

Maka wahai para wanita, sadarlah dari kelalaian ini. Kembalilah ke jalan Rabbmu. Janganlah kalian tertipu dengan jebakan, bujukan, dan propaganda syaithon yang ingin mengeluarkan para wanita dari sifat keasliannya.

Dan batasilah pergaulan antara ikhwan dan akhwat, jangan sampai mudah untuk bergaul bebas walaupun sudah memenuhi pakaian yang syar’i dan sudah menjadi anggota Keluarga Muslim. Dan ingatlah syaithon akan selalu menyesatkan anak Adam, sehingga perkara yang semula dianggap jelek akan dibuat samar oleh syaithon sehingga perkara yang terlarang ini (bergaul tanpa batas antara ikhwan dan akhwat) menjadi kelihatan baik dan dianggap biasa.
Ingatlah wejangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits dari Usamah bin Zaid,

“Tidak ada godaan yang kutinggalkan yang lebih dahsyat bagi para pria selain dari godaan para wanita.” (HR. Bukhari no. 5096 dan Muslim no. 2741)

Hanya Allah yang beri taufik. Moga Allah anugerahkan pada kita sifat yang mulia ini.

Keutamaan Sifat Malu

Berikut adalah hadits-hadits yang dibawakan oleh Imam Al Bukhari dalam Adabul Mufrod yang membicarakan keutamaan sifat malu.

[465/597]
Dari Abu Mas'ud, ia berkata bahwa Uqbah berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Sesungguhnya di antara kalimat kenabian pertama yang sampai ke tengah-tengah manusia adalah: “Jika engkau tidak malu, berbuatlah sekehendakmu”."
(Shahih)-Ash Shahihah (684), Al Irwa’ (2673): [Bukhari: 60-Kitab Al Anbiya’, 54-Bab Hadatsana Abul Yaman]

[466/598]
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda,

"Iman itu ada 60 lebih (atau 70 sekian) cabang. Iman yang paling utama adalah [ucapan] Laa ilaaha illallah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, sedangkan malu termasuk cabang dari iman."
(Shahih)-Ash Shahihah (1769). Lafazh “sab’un (70)” itu yang lebih tepat. [Bukhari: 2-Kitab Al Iman, 3-Bab Umurul Iman. Muslim: 1-Kitab Al Iman, hal. 57-58]

[467/599]
Dari Abu Sa’id, ia berkata,

“Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lebih pemalu dari pada perawan dalam pingitan. Jika beliau tidak menyukai [sesuatu], maka akan kami ketahui dari wajahnya."
(Shahih)-Mukhtashor Ash Shama-il (307): [Bukhari: 61-Kitab Al Manaqib, 23-Bab Shifatun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Muslim: 43-Kitab Al Fadhoil, hal. 67]

[468/600]
Dari Utsman [ibnu Affan] dan ‘Aisyah, keduanya menceritakan,

“Suatu ketika Abu Bakar meminta izin untuk menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam - ketika itu beliau sedang berbaring di tempat tidur Aisyah sambil memakai kain panjang istrinya-. Beliau lalu mengizinkan Abu Bakar dan beliau tetap dalam keadaan semula. Abu Bakar lalu mengutarakan keperluannya lalu pergi. Setelah itu datanglah Umar ibnul Khaththab radliallahu 'anhu meminta izin dan beliau mengizinkannya masuk sedang beliau masih dalam kondisi semula. Umar lalu mengutarakan keperluannya lalu setelah itu ia pun pergi.

Utsman [ibnu Affan] berkata, "Lalu saya meminta izin, beliau lalu duduk”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata pada Aisyah, "Tutupkanlah bajumu padaku". Lalu kuutarakan keperluanku lalu saya pun pergi.

Aisyah lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, tindakanmu terhadap Abu Bakar dan ‘Umar radliallahu 'anhuma kok tidak seperti tindakanmu pada Utsman [?]" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu menjawab, "Sesungguhnya Utsman adalah seorang pria pemalu dan saya khawatir jika dia kuizinkan dan saya dalam keadaan demikian, dia lalu tidak mengutarakan keperluannya."
(Shahih)-Ash Shahihah (1687): [Muslim: 44-Kitab Fadhoil Ash Shohabah, hal. 26-27]

[469/601]
Dari Anas ibnu Malik, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda,

"Malu akan memperindah sesuatu, sedangkan kekejian akan memperjelek sesuatu.”
(Shahih)-Takhrij Al Misykah (4854): [Tirmidzi: 25-Kitab Al Birr, 47-Bab Maa Jaa-a Fil Fahsyi wat Tafahusyi. Ibnu Majah: 37-Kitab Az Zuhd, 17-Bab Al Haya’, hal. 4185]

[470/602]
Dari Salim, dari ayahnya, ia menceritakan bahwa

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melewati seorang pria yang menasehati saudaranya karena ia begitu pemalu [dalam suatu riwayat disebutkan [pria itu mencelanya karena sifat malu yang dimilikinya] [bahkan pria itu berkata: “Saya dirugikan karena sifatmu itu.”]
Nabi lalu bersabda, "Biarkanlah dia, karena malu merupakan ciri keimanan."
(Shahih)-Ar Roudh An Nadhir (513): [Bukhari: 2-Kitab Al Iman, 16-Bab Al Haya’. Muslim: 1-Kitab Al Iman, hal. 59]

[471/603]
Dari ‘Aisyah, ia berkata,

“Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tengah berbaring di rumahku dalam keadaan paha atau betis beliau tersingkap. Abu Bakar meminta izin untuk menemui beliau dan beliau pun mengizinkan kemudian ia mengutarakan maksudnya. Setelah itu datanglah Umar radliallahu 'anhu, beliau pun mengizinkannya dan ia pun menyampaikan keperluannya. Datanglah Utsman radliallahu 'anhu, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bangkit untuk duduk dan merapikan bajunya –Muhammad[3] berkata: “Saya tidak menyatakan mereka (ketiga sahabat tadi) masuk menemui nabi di hari yang sama-.
Utsman pun masuk dan mengutarakan keperluannya lalu ia keluar. Saya (Aisyah) pun bertanya, “Wahai rasulullah ketika Abu Bakr dan Umar masuk menemuimu, namun anda tidak menghiraukan kondisimu, namun sikap anda berbeda ketika Ustman yang menemui anda?”

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lantas bersabda,

"Apakah saya tidak malu kepada pria yang malaikat saja malu kepadanya?”
(Shahih)-Ash Shahihah (1687): [Muslim: Lihat hadits 600][4]

Wallahu a'lam bisshowab. 



Sumber: http://www.facebook.com/Aku.Mencintaimu.Karena.Allah

Selasa, 27 Desember 2011

Puisiku

Disaat aku merindukanmu wahai sahabatku..
Wajahku yang pilu ini menempel dibantal empuk
Semua badanku di tutupi selimut lembut
Teringat sebuah kenangan masa lalu 
Ketika suram, hati gelisah dan menangis..
Ternyata engkau seorang yang lembut
HIdayahku dari-Nya telah membuatku sadar..
Seakan-akan hidup ini hanyalah kebohongan..
Kau mengingatkan aku dalam persaudaraan yang suci
Kau memang pantas mendapat pahala itu..

Takdirku ini, aku tak akan banyak bicara,
Ketika api dan air enggan bersahabat
Mereka tahu apa yang menjadi tugasnya
Bukan karena mereka ingin mengalahkan sesuatu 
Tapi mereka bekerja di tempatnya sendiri
Mereka tidak pernah mengeluh
Mereka jalani dengan penuh dengan ketenangan
Tak ada yang bisa menghalangi mereka
Karena mereka yakin, Allah mempunyai keindahan 
Disetiap sudut yang mereka duduki
Selalu bersyukur atas apa yang terjadi....

Gelombang Keadilan

Kan melangkah kaki dengan pasti
Menerobos segala onak duri
Generasi baru yang telah dinanti
Tak takut dicaci tak gentar mati

Bagai gelombang terus menerjang
Tuk tumbangkan segala kezhaliman
Dengan tulus ikhlas untuk keadilan
Hingga pertiwi gapai sejahtera

Takkan surut walau selangkah
Takkan henti walau sejenak
Cita kami hidup mulia
Atau syahid mendapat surga 
Izzatul Islam 

Senin, 12 Desember 2011

Daarul Tauhid's Message

"Sesungguhnya Allah tidak melihat tubuh-tubuh kalian,tidak pula penampilan kalian, tetapi Dia melihat hati kalian." (H.R. Muslim)

"Sahabatku, Shofiyatunnisa... jangan sampai kita terperdaya hanya memperbagus-bagus topeng, penampilan, sikap demi penilaian manusia, padahal semua itu tak ada nilainya sama sekali di sisi Allah. Hanya amal yang penuh ketulusan, keikhlasan dan kebeningan yang diterima jadi amal Shaleh."

Ketika hapeku berbunyi ada mesej dari DT, sebuah kata yang sangat dalam masuk ke hati. Karena tak ada yang sempurna. Itulah yang aku rasakan selama ini. Aku tak menghiraukan sesuatu yang terjadi walaupun pujian sekalipun yaa cukup ucapkan 'Alhamdulillah' dan bersyukur.
Saat aku merasakan tak dihargainya sebuah penilaian yang aku usahakan selama ini, biarlah aku keluarkan keikhlasan rasa yang menderita karena seberapa tak di hargainya aku di depan mereka.

Mesej tersebut membuatku lebih semangat untuk hidup. Karena penilaian manusia itu hanya di dunia saja. Tapi penilaian Allah itu tak bisa di bohongi dan Allah Maha Segalanya.
Yang terpenting, kebeningan hati... Apalah kata orang-orang yang menyinggung atau memberikan pujian. Karena penilaian Allah itu kekal. :)


                                                                      (with my cat ^^)

Minggu, 11 Desember 2011

Muslimah Cantik


Muslimah cantik, menjadikan malu sebagai mahkota kemuliaannya…” (SMS dari seorang sahabat)

Membaca SMS di atas, mungkin pada sebagian orang menganggap biasa saja, sekedar sebait kalimat puitis. Namun ketika kita mau untuk merenunginya, sungguh terdapat makna yang begitu dalam. Ketika kita menyadari fitrah kita tercipta sebagai wanita, mahkluk terindah di dunia ini, kemudian Allah mengkaruniakan hidayah pada kita, maka inilah hal yang paling indah dalam hidup wanita. Namun sayang, banyak sebagian dari kita—kaum wanita—yang tidak menyadari betapa berharganya dirinya. Sehingga banyak dari kaum wanita merendahkan dirinya dengan menanggalkan rasa malu, sementara Allah telah menjadikan rasa malu sebagai mahkota kemuliaannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّ لِكُلِّ دِينٍ خُلُقًا ، وَإنَّ خُلُقَ الإسْلاَمِ الحَيَاء
“Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu.” (HR. Ibnu Majah no. 4181. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain,
الحَيَاءُ وَالإيمَانُ قُرِنَا جَمِيعًا ، فَإنْ رُفِعَ أحَدُهُمَا رُفِعَ الآخَر
“Malu dan iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya di angkat maka yang lainpun akan terangkat.”(HR. Al Hakim dalam Mustadroknya 1/73. Al Hakim mengatakan sesuai syarat Bukhari Muslim, begitu pula Adz Dzahabi)

Begitu jelas Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam memberikan teladan pada kita, bahwasanya rasa malu adalah identitas akhlaq Islam. Bahkan rasa malu tak terlepas dari iman dan sebaliknya. Terkhusus bagi seorang muslimah, rasa malu adalah mahkota kemuliaan bagi dirinya. Rasa malu yang ada pada dirinya adalah hal yang membuat dirinya terhormat dan dimuliakan.
Namun sayang, di zaman ini rasa malu pada wanita telah pudar, sehingga hakikat penciptaan wanita—yang seharusnya—menjadi perhiasan dunia dengan keshalihahannya, menjadi tak lagi bermakna. Di zaman ini wanita hanya dijadikan objek kesenangan nafsu. Hal seperti ini karena perilaku wanita itu sendiri yang seringkali berbangga diri dengan mengatasnamakan emansipasi, mereka meninggalkan rasa malu untuk bersaing dengan kaum pria.

Allah telah menetapkan fitrah wanita dan pria dengan perbedaan yang sangat signifikan. Tidak hanya secara fisik, tetapi juga dalam akal dan tingkah laku. Bahkan dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 228 yang artinya; ‘Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang sepatutnya’, Allah telah menetapkan hak bagi wanita sebagaimana mestinya. Tidak sekedar kewajiban yang dibebankan, namun hak wanita pun Allah sangat memperhatikan dengan menyesuaikan fitrah wanita itu sendiri. Sehingga ketika para wanita menyadari fitrahnya, maka dia akan paham bahwasanya rasa malu pun itu menjadi hak baginya. Setiap wanita, terlebih seorang muslimah, berhak menyandang rasa malu sebagai mahkota kemuliaannya.
Sayangnya, hanya sedikit wanita yang menyadari hal ini…

Di zaman ini justeru banyak wanita yang memilih mendapatkan mahkota ‘kehormatan’ dari ajang kontes-kontes yang mengekspos kecantikan para wanita. Tidak hanya sebatas kecantikan wajah, tapi juga kecantikan tubuh diobral demi sebuah mahkota ‘kehormatan’ yang terbuat dari emas permata. Para wanita berlomba-lomba mengikuti audisi putri-putri kecantikan, dari tingkat lokal sampai tingkat internasional. Hanya demi sebuah mahkota dari emas permata dan gelar ‘Miss Universe’ atau sejenisnya, mereka rela menelanjangi dirinya sekaligus menanggalkan rasa malu sebagai sebaik-baik mahkota di dirinya. Naudzubillah min dzaliik…

Apakah mereka tidak menyadari, kelak di hari tuanya ketika kecantikan fisik sudah memudar, atau bahkan ketika jasad telah menyatu dengan tanah, apakah yang bisa dibanggakan dari kecantikan itu? Ketika telah berada di alam kubur dan bertemu dengan malaikat yang akan bertanya tentang amal ibadah kita selama di dunia dengan penuh rasa malu karena telah menanggalkan mahkota kemuliaan yang hakiki semasa di dunia.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128) Di antara makna wanita yang berpakaian tetapi telanjang adalah wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang. (Lihat Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 17/191)

Dalam sebuah kisah, ‘Aisyah radhiyyallahu ‘anha pernah didatangi wanita-wanita dari Bani Tamim dengan pakaian tipis, kemudian beliau berkata,
إن كنتن مؤمنات فليس هذا بلباس المؤمنات وإن كنتن غير مؤمنات فتمتعينه
“Jika kalian wanita-wanita beriman, maka (ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika kalian bukan wanita beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu.” (disebutkan dalam Ghoyatul Marom (198). Syaikh Al Albani mengatakan, “Aku belum meneliti ulang sanadnya”)

Betapa pun Allah ketika menetapkan hijab yang sempurna bagi kaum wanita, itu adalah sebuah penjagaan tersendiri dari Allah kepada kita—kaum wanita—terhadap mahkota yang ada pada diri kita. Namun kenapa ketika Allah sendiri telah memberikan perlindungan kepada kita, justeru kita sendiri yang berlepas diri dari penjagaan itu sehingga mahkota kemuliaan kita pun hilang di telan zaman?
فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar Rahman: 13)
Wahai, muslimah…

Peliharalah rasa malu itu pada diri kita, sebagai sebaik-baik perhiasan kita sebagai wanita yang mulia dan dimuliakan. Sungguh, rasa malu itu lebih berharga jika kau bandingkan dengan mahkota yang terbuat dari emas permata, namun untuk mendapatkan (mahkota emas permata itu), kau harus menelanjangi dirimu di depan public.
Wahai saudariku muslimah…
Kembalilah ke jalan Rabb-mu dengan sepenuh kemuliaan, dengan rasa malu dikarenakan keimananmu pada Rabb-mu…

Jogja, Jumadil Ula 1431 H
Penulis: Ummu Hasan ‘Abdillah
Muroja’ah: Ust. Muhammad Abduh Tuasikal
Referensi:
Yaa Binti; Ali Ath-Thanthawi
Al Hijab; I’dad Darul Qasim

Takdir


Tidak ada satu pun di alam ini yang terjadi secara kebetulan, sebagaimana tertuang dalam Al-Qur`an, “... Allah mengatur urusan (makhluk-Nya)….” (ar-Ra’d: 2) Dalam ayat lain dikatakan, “… dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula)....” (al-An’aam: 59) Dialah Allah Yang menciptakan dan mengatur semua peristiwa, bagaimana mereka berawal dan berakhir. Dia pulalah yang menentukan setiap gerakan bintang-bintang di jagat raya, kondisi setiap yang hidup di bumi, cara hidup seseorang, apa yang akan dikatakannya, apa yang akan dihadapinya, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur`an,
“Sesungguhnya, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (al-Qamar: 49)

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya, yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (al-Hadiid: 22)

Kaum mukminin seharusnya menyadari kenyataan yang agung ini. Sebagai konsekuensinya, sudah seharusnya mereka tidak berbuat kebodohan seperti orang-orang yang menolak kenyataan dalam hidupnya. Dengan memahami bahwa hidup itu hanya ”mengikuti takdir”, mereka tidak akan pernah kecewa atau merasa takut terhadap apa pun. Mereka menjadi yakin dan tenang seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad saw. yang bersabda kepada sahabatnya, “Janganlah kamu berdukacita, sesungguhnya Allah beserta kita.” (at-Taubah: 40) ketika sahabatnya itu merasa khawatir ditemukan para pemuja berhala yang bermaksud membunuh mereka ketika bersembunyi di dalam gua.

Rabu, 07 Desember 2011

Aku Ingin Seperti Mereka



Aku ingin seperti Sumayyah r.a yang tengah membela agama Allah ketika akhir hayatnya. Aku ingin seperti Siti Fatimah yang selalu berkata lembut. Aku ingin seperti Siti Asiyyah yang selalu tegar di jalan Allah. Dan sahabat-sahabat Rasulullah lainnya. Tapi aku tak bisa seperti mereka. Aku hanya wanita di akhir zaman yang ingin terus berusaha mencari keridhoan Allah.

Inilah aku, wanita mungil yang ingin terus mencari dan mencari penciptaan Allah yang luar biasa. Inilah aku yang selalu ada kekurangan. Tapi aku bersyukur, Allah telah mentakdirkan aku untuk hidup di dunia ini yang hanyalah permainan semata. Tak seberapa perjuanganku untuk membela-Mu Ya Allah.. Yang selalu tergoda akan kebathilan yang di sengaja atau tidak. Yang belum bisa menjadi muslimah sempurna di mata-Mu. Dunia terus menggodaku. Seberapa tahanku untuk menjalani itu semua tanpa ada Engkau di sini? Hatiku rapuh, tak berdaya tanpa-Mu. Aku mohon jangan menjauh dariku...

Ya Allah.. Seperti apakah aku 10 tahun yang akan datang? Masih adakah diri ini untuk menopang di bumi-Mu ini? Apakah aku bisa menghadapi hidup yang penuh makna ini? Pikiranku terasa melayang~ bahkan tak bisa menampung pikiranku terlalu banyak. Apakah aku bisa bertahan Ya Allah? Hanya Engkau yang mengerti perasaanku. Aku memang tak berdaya. Aku selalu mengadu pada-Mu, aku selalu mengeluh pada-Mu.. Haruslah diri ini malu pada-Mu.

Ya Allah, buat diri ini ikhlas menjalaninya, tabah dengan cobaannya, nikmati masalah yang ada dan buat aku terus mencari keridhoan-Mu. Apakah aku pantas menjadi hamba-Mu? Apakah aku pantas berada di Syurga-Mu yang di dalamnya bidadari cantik termasuk sahabat-sahabat Rasulullah?
Memang hidup itu perih, tapi nikmatilah. Kelak ada kebahagiaan yang menghampiriku.. Insya Allah dimana ada kesulitan, di situ ada kemudahan. Tapi hati ini terlalu..... Malulah diri ini untuk menghadap-Mu.
Dapatkah aku seperti mereka? Yang selalu tertutup dengan niqob-nya, sehingga seperti mujahidah sejati yang selalu berjuang untuk mengarungi hidup ini. Mereka yang menjadi wanita idaman lelaki yang sholeh dan menjadi pejuang para kaum hawa. Dapatkah aku? Aku di sini yang terbaring hanya bisa menahan rasa pahitnya menghadapi hidup. Aku tak sempurna seperti mereka. Mereka rela mati demi mendapatkan gelar Jihad di jalan Allah. Yang selalu menjaga nama baik Allah.

Ya Allah, apakah aku akan bertemu dengan pendampingku nanti? Apakah aku kelak mencapai sebuah pernikahan yang aku dambakan? Ya walaupun aku masih dibilang remaja, tapi aku menginginkan kekuatan yang lebih dewasa dari umurku ini. Aku tak mengerti tentang penyakitku ini, entah aku tak bisa berkonsentrasi lagi, entah pikiranku tak bisa dicerna lagi. Aku hanya bisa pasrah kepada-Mu, pemilik jiwa dan raga ini. Penyakitku tambah parah, rambutku mulai menipis.. Aku tak bisa menyelesaikan masalahku tanpa ada ketenangan, pasti selalu ada kekhawatiran. Aku ingin menjadi aktivis yang ingin selalu hidup di jalan-Nya meski aku bukan hamba yang sempurna dimata-Mu Ya Allah.. 

Senin, 05 Desember 2011

Sebuah Keajaiban Dari Allah



05 Desember 2011
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah. Perjuangan kita tidak sia-sia untuk berlomba. Khususnya lomba yang diadakan oleh Speedy. Terimakasih Ya Allah... Dan terimakasih kepada  Speedy. Tak lupa Pa Aep dan Pa  Asep yang telah membimbing dan mendukung kami.
Subhanallah, Alhamdulillah.. Juara 1 & 2 dapat kita raih semua itu dari SMA Al-Muttaqin. Ya Allah aku ga nyangka. Arman dan Ikhsan, terima kasih ya.. Perjuangan kita tidak sia-sia kok, kekompakan kita pada saat itu selalu menjadi motivasi. Allah telah memberikan kita rahmat dan ridho sehingga kita meraih juara 2 dalam lomba ‘Tasikmalaya Cyber City’. Semoga menjadi dorongan dan motivasi untuk berkarya lebih baik lagi. Aamiin..

Sekilas cerita pada saat berlomba...

Sebelum hari H-nya lomba, kami selalu mempersiapkan diri dan berdoa agar usaha kita dapat sukses. Kami mengorbankan pelajaran yang amat penting bagi kami, tetapi lomba dalam perwakilan dari sekolah itu lebih penting lagi. Tetapi kami dalam menjalankannya dengan baik. Awal-awalnya aku beneran ga tau soal Wordpress, tapi aku merasa lega karena diberi kesempatan untuk terus berlatih dan memahami isi dari Wordpress itu sendiri. Tapi tak ada bedanya dengan Blogger. Dan aku di amanahi menjadi Leader dalam ajang perlombaan tersebut. Pertamanya sih deg-degan, takut mengecewakan sekolah. Tapi, jawaban dari Allah lain lagi. Kami meraih juara 2 se-Priangan Timur dan itu semua berkat ridho Allah. Terimakasih Ya Allah...

Pas banget waktu hari Jum’at, kami terus berusaha mempersiapkan bahan-bahan untuk perlombaan. Kami siap-siap setelah Shalat Dzuhur dan pergi ke Asia Plaza. Diperjalanan, kebetulan peserta lomba diwakilkan oleh a Azzam, Affril, Wildan sebagai Grup 1, sedangkan kami Arman, Shofi, Ikhsan sebagai Grup 2. Untungnya Affril bawa motor, akhirnya kita menggunakan motor. Di perjalanan, cuacanya sangat panas, tapi tidak menghambat kita untuk mengikuti lomba tersebut.

Tiba di Area lomba, tepatnya di Express Coffee. Kami di beri arahan dan pembukaan dahulu. Setelah itu kami memulai lomba dan tak lupa membaca Bismillah... Ketika laptopku lowbet, aku mencari terminal kabel yang berada di bawah meja. Hampir aku tak bisa apa-apa karena ada masalah di bagian battery laptopnya sehingga sukar untuk di cass.. aku khawatir pada saat itu. Tapi, aku terus berjuang bagaimana cara agar laptop ini menerima pengisian battery. Akhirnya walaupun membuang waktu cukup lama, Alhamdulillah masalah pada laptopku dapat terselesaikan. Aku melanjutkan kembali membuat artikel.

Godaan dan cobaannya, aku takut oleh petir. Lombanya di luar ruangan, jadi ya bebas udara lah.. tapi sejak itu hujan deras dan selalu ada petir. Pikiranku sedikit kacau waktu ngeliat petir. Tapi, ada Allah yang selalu melindungi. Akhirnya, aku mengerjakan tugasku kembali.
Ketika Adzan Ashar, kami sempat melaksanakan  Shalat dahulu dan menunda perlombaan ini beberapa menit. Hanya saja pada waktu perlombaan tidak di perkenankan untuk istirahat atau break. Tapi kami sedikit membantah, utamakan Shalat dalam keadaan terdesak. Tapi kami Shalatnya giliran. Jadi ga nunda waktu lama dan sedikit-sedikit kami bisa mengerjakannya.

The Last, waktu menunjukkan pukul 5 sore. Waktunya habis untuk perlombaan ini. Alhamdulillah segala apapun kami sudah siap. Kami diberi souvenir dari Speedy. Akhirnya kita dapat menyelesaikan tugas masing-masing. Dan wkatunya pulang. Hehe 

Selasa, 29 November 2011

Doa Untuk Dia

Ya Allah….
Aku berdoa untuk seorang pria yang menjadi bagian hidupku
Seorang yang sungguh mencintai-Mu lebih dari segala sesuatu
Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk-Mu
Dan mengetahui bagi siapa dan untuk siapa ia hidup,
Sehingga hidupnya tidaklah sia-sia
Seorang yang memiliki hati bijak bukan hanya otak yang cerdas,
Seseorang yang tidak hanya memujaku, tetapi dapat juga menasehatiku bila salah,
Seorang pria yang mencintaiku bukan karena kecantikanku, tetapi karena hatiku,
Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu dan situasi
Seorang pria yang dapat membuatku merasa dihargai sebagai seorang wanita kala berada di sisinya,
Aku tidak meminta seorang pria yang sempurna,
Namun aku meminta seorang pria yang tidak sempura sehingga aku dapat membuatnya sempurnya di mata-Mu

Ya Allah….
Buatlah aku menjadi seorang wanita yang dapat membuat seorang lelaki bangga
Berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintai-Mu, sehingga aku dapat mencintainya dengan cinta-Mu,
Bukan mencintainya dengan sekedar cintaku
Berikanlah aku mata-Mu, sehingga aku dapat melihat banyak hal dalam dirinya
Berikanlah aku mulut-Mu yang penuh dengan kata-kata bijak dan pemberi semangat,
Sehingga aku selalu dapat mendukungnya setiap hari
Berikanlah aku bibir-Mu, dan aku akan selalu tersenyum kepadanya
Kami bersyukur kepada-Mu yang telah mempersatukan kami
Telah memberi kami seorang yang dapat melengkapi hidup kami menjadi sempurna
Dan Engkau mempertemukan kami pada waktu yang tepat,
Yang akan membuat segalanya indah pada waktu yang Engkau tentukan.

Ya Rabbana, jika aku jatuh hati, jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling dari hati-Mu
Ya Allah, jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu
agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-Mu
Ya Allah, jika aku jatuh hati, izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu,
agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu
Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah bersatu salam dakwah pada-Mu, telah berpadu dalam membela syariat-Mu,
kukuhkanlah ya Allah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukkanlah jalan-jalannya,
penuhilah hati kami ini dengan Nur-Mu yang tiada pernah pudar,
Lapangkanlah dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu

Aku adalah bintang terang
Melintas diantara ribuan cahaya
Aku adalah matahari
Hangatkan jiwa yang beku
Andai kau tau
Tubuhku disiram kasih sayang
Ku bagi hangatnya
Lihat aku…
Bahasa hatiku terdengar merdu
Senandung berirama
Terdengar dari puncak bahagia
Persembahan hati satu dari kesetiaan diri
Dituang dalam cawan cinta
Diteguk para bidadari
Bila kau teguk isi dari cawan itu
Maka mereka menuntutmu ke taman bunga
Aku disini, ada untukmu
Raih pundakku, kau akan rasakan betapa aku sayang kamu
Tatap mataku, lihatlah didalamnya terdapat cinta
Ya Allah, andai Engkau berkenan, limpahkan kepada kami,
cinta yang menjadikan pengikat rindu antara Rasulullah dan Khadijah Al-Qubro,
yang Engkau jadikan mata air kasih sayang antara Ali, RA dan Fatimah Az-Zahra,
Ya Allah, andai hal itu layak bagi kami, maka cukuplah doa kami dengan ridho-Mu
untuk jadikan kami sebagai suami istri yang saling mencintai dikala dekat,
saling menjaga kehormatan dikala jauh,
saling mengingatkan dikala senang,
saling menyempurnakan dalam ibadah,
saling mendoakan dalam kebaikan dan ketaqwaan
ya Allah sempurnakanlah kebahagiaan kami dengan menjadikan pernikahan ini
sebagai ibadah kepada-Mu dan bukti cinta kami kepada sunah Rasul-Mu

Ya Allah…
Aku tidak meminta orang yang sempurna,
namun aku meminta seorang yang tidak sempurna,
sehingga aku dapat membuatnya menjadi sempurna di mata-Mu
Seorang yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya
Seorang yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya
Seorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya
Seorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna
Ya Allah…
Terima kasih Engkau telah menciptakan dia
Terima kasih Engkau telah mempertemukan aku dengannya
Terima kasih untuk saat-saat indah yang dapat kami nikmati bersama
Terima kasih untuk setiap pertemuan yang dapat kami lalui bersama
Sucikan hatiku ya Allah,
sehingga aku dapat melaksanakan kehendak dan rencana-Mu dalam hidupku

Semoga Engkau ridhoi kami untuk bersatu mengarungi sisa umur kami. Aamiin.