Minggu, 31 Juli 2011

Pribadi Muslim Berprestasi

Sekiranya kita hendak berbicara tentang Islam dan kemuliaannya, ternyata tidaklah cukup hanya berbicara mengenai ibadah ritual belaka. Tidaklah cukup hanya berbicara seputar shaum, shalat, zakat, dan haji. Begitupun jikalau kita berbicara tentang peninggalan Rasulullah SAW, maka tidak cukup hanya mengingat indahnya senyum beliau, tidak hanya sekedar mengenang keramah-tamahan dan kelemah-lembutan tutur katanya, tetapi harus kita lengkapi pula dengan bentuk pribadi lain dari Rasulullah, yaitu : beliau adalah orang yang sangat menyukai dan mencintai prestasi!
            Hampir setiap perbuatan yang dilakukan Rasulullah SAW selalu terjaga mutunya. Begitu mempesona kualitasnya. Shalat beliau adalah shalat yang bermutu tinggi, shalat yang prestatif, khusyuk namanya. Amal-amal beliau merupakan amal-amal yang terpelihara kualitasnya, bermutu tinggi, ikhlas namanya. Demikian juga keberaniannya, tafakurnya, dan aneka kiprah hidup keseharian lainnya. Seluruhnya senantiasa dijaga untuk suatu mutu yang tertinggi.
            Ya, beliau adalah pribadi yang sangat menjaga prestasi dan mempertahankan kualitas terbaik dari apa yang sanggup dilakukannya. Tidak heran kalau Allah Azza wa Jalla menegaskan, "Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah ..." (QS. Al Ahzab [33] : 21)
            Kalau ada yang bertanya, mengapa sekarang umat Islam belum ditakdirkan unggul dalam kaitan kedudukannya sebagai khalifah di muka bumi ini? Seandainya kita mau jujur dan sudi merenung, mungkin ada hal yang tertinggal di dalam menyuritauladani pribadi Nabi SAW. Yakni, kita belum terbiasa dengan kata prestasi. Kita masih terasa asing dengan kata kualitas. Dan kita pun kerapkali terperangah manakala mendengar kata unggul. Padahal, itu merupakan bagian yang sangat penting dari peninggalan Rasulullah SAW yang diwariskan untuk umatnya hingga akhir zaman.
            Akibat tidak terbiasa dengan istilah-istilah tersebut, kita pun jadinya tidak lagi merasa bersalah andaikata tidak tergolong menjadi orang yang berprestasi. Kita tidak merasa kecewa ketika tidak bisa memberikan yang terbaik dari apa yang bisa kita lakukan. Lihat saja shalat dan shaum kita, yang merupakan amalan yang paling pokok dalam menjalankan syariat Islam. Kita jarang merasa kecewa andaikata shalat kita tidak khusyuk. Kita jarang merasa kecewa manakala bacaan kita kurang indah dan mengena. Kita pun jarang kecewa sekiranya shaum Ramadhan kita berlalu tanpa kita evaluasi mutunya.
            Kita memang banyak melakukan hal-hal yang ada dalam aturan agama tetapi kadang-kadang tidak tergerak untuk meningkatkan mutunya atau minimal kecewa dengan mutu yang tidak baik. Tentu saja tidak semua dari kita yang memiliki kebiasaan kurang baik semacam ini. Akan tetapi, kalau berani jujur, mungkin kita termasuk salah satu diantara yang jarang mementingkan kualitas.
            Padahal, adalah sudah merupakan sunnatullah bahwa yang mendapatkan predikat terbaik hanyalah orang-orang yang paling berkualitas dalam sisi dan segi apa yang Allah takdirkan ada dalam episode kehidupan dunia ini. Baik dalam urusan duniawi maupun ukhrawi, Allah Azza wa Jalla selalu mementingkan penilaian terbaik dari mutu yang bisa dilakukan.
            Misalnya saja shalat, "Qadaflahal mu’minuun. Alladziina hum fii shalaatihim" (QS. Al Mu’minuun [23] : 1-2). Amat sangat berbahagia serta beruntung bagi orang yang khusyuk dalam shalatnya. Artinya, shalat yang terpelihara mutunya, yang dilakukan oleh orang yang benar-benar menjaga kualitas shalatnya. Sebaliknya, "Fawailullilmushalliin. Alladziina hum’an shalatihim saahuun" (QS. Al Maa’uun [107] : 4-5). Kecelakaanlah bagi orang-orang yang lalai dalam shalatnya!
            Amal baru diterima kalau benar-benar bermutu tinggi ikhlasnya. Allah Azza wa Jalla berfirman, "Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus dan supaya mereka mendirikan shalat serta menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus" (QS. Al Bayyinah [98] : 5). Allah pun tidak memerintahkan kita, kecuali menyempurnakan amal-amal ini semata-mata karena Allah. Ada riya sedikit saja, pahala amalan kita pun tidak akan diterima oleh Allah Azza wa Jalla. Ini dalam urusan ukhrawi.
            Demikian juga dalam urusan duniawi produk-produk yang unggul selalu lebih mendapat tempat di masyarakat. Lebih mendapatkan kedudukan dan penghargaan sesuai dengan tingkat keunggulannya. Para pemuda yang unggul juga bisa bermamfaat lebih banyak daripada orang-orang yang tidak memelihara dan meningkatkan mutu keunggulannya.
            Pendek kata, siapapun yang ingin memahami Islam secara lebih cocok dengan apa-apa yang telah dicontohkan Rasul, maka bagian yang harus menjadi pedoman hidup adalah bahwa kita harus tetap tergolong menjadi orang yang menikmati perbuatan dan karya terbaik, yang paling berkulitas. Prestasi dan keunggulan adalah bagian yang harus menjadi lekat menyatu dalam perilaku kita sehari-hari.
            Kita harus menikmati karya terbaik kita, ibadah terbaik kita, serta amalan terbaik yang harus kita tingkatkan. Tubuh memberikan karya terbaik sesuai dengan syariat dunia sementara hati memberikan keikhlasan terbaik sesuai dengan syariat agama. Insya Allah, di dunia kita akan memperoleh tempat terbaik dan di akhirat pun mudah-mudahan mendapatkan tempat dan balasan terbaik pula.
            Tubuh seratus persen bersimbah peluh berkuah keringat dalam memberikan upaya terbaik, otak seratus persen digunakan untuk mengatur strategi yang paling jitu dan paling mutakhir, dan hati pun seratus persen memberikan tawakal serta ikhlas terbaik, maka kita pun akan puas menjalani hidup yang singkat ini dengan perbuatan yang Insya Allah tertinggi dan bermutu. Inilah justru yang dikhendaki oleh Al Islam, yang telah dicontohkan Rasulullah SAW yang mulia, para sahabatnya yang terhormat, dan orang-orang shaleh sesudahnya.
            Oleh sebab itu, bangkitlah dan jangan ditunda-tunda lagi untuk menjadi seorang pribadi muslim yang berprestasi, yang unggul dalam potensi yang telah dianugerahkan Allah SWT kepada setiap diri hamba-hambanya. Kitalah sebenarnya yang paling berhak menjadi manusia terbaik, yang mampu menggenggam dunia ini, daripada mereka yang ingkar, tidak mengakui bahwa segala potensi dan kesuksesan itu adalah anugerah dan karunia Allah SWT, Zat Maha Pencipta dan Maha Penguasa atas jagat raya alam semesta dan segala isinya ini!
            Ingat, wahai hamba-hamba Allah, "Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang munkar dan beriman kepada Allah ...!’ (QS. Ali Imran [3] : 110).

(Sumber : Tabloid MQ EDISI 07/TH.1/NOVEMBER 2000)

Jumat, 29 Juli 2011

Untaian Kata Untuk Sahabat

Aku mengenalmu di dunia maya
Dibatasi dinding kaca tak bernyawa
Jemari yang bergerak lincah memainkan tutsnya
Menyambangimu diantara dinding dan beranda
Bermain kata lewat status indah dan komen ceria
Indah seperti orang yang tengah jatuh cinta

Ketika hati mulai terbiasa
Kucoba memahami tiap kata - kata yg teruntai
Kujelajahi setiap sudut -sudut yang terlihat
Kuraih segala impian yang belum pernah kutemukan
Bahwa di sini kutemukan dunia lain yg memanggil

Dunia maya.....
Disaat aku merasakan kehangatan persahabatan
Apakah ini semu
Apakah ini hanya omong kosong
Apakah ini hanya sekedar basa basi belaka
Yang hanya sepintas lewat dan tak berakar

Sahabat....
Ada yang ingin kukatakan padamu
Aku bukanlah siapa - siapa
Aku bukanlah apa- apa
Aku bukanlah orang hebat yang selalu merasa benar
Aku hanyalah manusia biasa
Yang ketika tanganku meraihmu
Mengulurkan persahabatan atas nama cinta
Mengikatmu dalam ikatan tanpa darah
Menjadikanmu sangat berarti bagiku

Sahabat...
Ketika satu persatu kegelisahan dan ketakutan menghampiriku
ketika satu demi satu beban menghimpitku
Ketika aku tak kuasa lagi menahan tangisku
ketika aku merasa tak mampu lagi untuk mengangkat kepalaku
Disaat aku rapuh
Disaat aku putus asa
Disaat tak ada lagi yang bisa meringankan segala deritaku
Disaat aku merasa semuanya menjauh
Aku tau kalau aku sendirian

Sahabat.....
ketika kumulai bertanya tentang keberadaanmu
Kau datang dengan segala kebaikanmu
kau datangi aku dengan senyum yang menyejukkan
Kau hampiri aku dengan rasa yang tak pernah kurasakan Sebelumnya
Kau raih tanganku ketika aku hampir terjatuh
Kau tuntun aku ketika kurasakan langkah ku tertatih - tatih
Kau bisikkan kata - kata indah ketika nafasku mulai terasa sesak
Kau ajari aku bersyukur ketika kulupa
Kau ajarkan cinta yang sebenarnya

Sahabat...
bagiku kau nyata
Sekalipun tak pernah kulihat dirimu
Sekalipun tak bisa kudengar suaramu
Tapi kata - kata lembutmu
Bagaikan air hujan yang menyirami tanah yang kering

Sahabat....
Ingin ku tunjukan pada Dunia
Persaudaraan itu ada walau tanpa ikatan darah
Ia akan terus ada dan selalu ada
Karena kita, aku dan engkau
Punya hati yang tulus untuk menyayangi karena ALLAH

Sabtu, 23 Juli 2011

Ketika Hati Seorang Muslimah Terluka

Ketika hati seorang muslimah terluka, ia akan menghapus air matanya dengan imannya..
Ketika hati seorang muslimah terluka, ia akan menguatkan hatinya dengan ilmunya...
Ketika hati seorang muslimah terluka, hari-harinya akan ia penuhi dengan semangat perubahan lebih baik pada dirinya
Ketika hati seorang muslimah terluka, ia menari dalam doa permohonan ampunnya terhadap Rabbnya..
Ketika hati seorang muslimah terluka, wajah kusutnya tetap terlihat indah bagi dunia  
Ketika hati seorang muslimah terluka, bibir merahnya menyimpulkan senyuman untuk hidupnya  
Ketika hati seorang muslimah terluka, matanya basah oleh lembutnya hatinya  
Ketika hati seorang muslimah terluka, dunia nya terasa akan berlanjut dan ia harus tegar  
Ketika hati seorang muslimah terluka, jiwa lembutnya sampaikan ketenangan pada hati kecilnya  
Ketika hati seorang muslimah terluka, akal dan hatinya hadir untuk menanti kesadarannya  
Ketika hati seorang muslimah terluka, tangannya ia gunakan seperti kebiasaannya  
Ketika hati seorang muslimah terluka, tak akan ada perubahan dalam dirinya oleh hal-hal yang tidak berguna
Ketika hati seorang muslimah terluka, ia gunakan kesadarannya tuk menjaga perasaan orang sekitarnya  
Ketika hati seorang muslimah terluka, air matanya dijadikan doa untuk keselamatan orang yang melukainya  
Ketika hati seorang muslimah terluka, jari-jemarinya bergerak untuk tetap menolong orang lain tanpa beban di hatinya  
Ketika hati seorang muslimah terluka, hidupnya tetap menjadi kebahagiaan bagi orang disekelilingnya.  
Ketika hati seorang muslimah terluka, dia tetap meneruskan liku2 hidupnya.  
Ketika hati seorang muslimah terluka, kepercayaan dirinya tetap tak akan pudar..  
Ketika hati seorang muslimah terluka, ia dan dirinya tetap menjadi MUSLIMAH…  

˙·٠•●❤ Tabahkanlah HATIMU wahai MUSLIMAH disaat dirimu TERLUKA..   Anggaplah ujian ini sebagai ANUGERAH TERINDAH dari-Nya..   karena Dia ingin sentiasa dekat dengan dirimu.. Insya Allah, Allah sentiasa bersama2 denganmu..❤●•٠·˙

~Renungan Hati Muslimah~

Jumat, 22 Juli 2011

Mengapa Aku Begini?

Aku harus kuat,
Aku harus tabah dengan keadaan ini..
Aku tak mengerti
Sama sekali tidak mengerti
Entah apa yang aku pikirkan..
                Otakku serasa perlahan-lahan hancur
                Kurang konsentrasi
                Sangat dalam perasaanku
                Yang aku rasakan selama ini..
Hampir semua orang tau..
Keadaanku begini
Kuberusaha untuk mencari
Mencari jawaban dari ‘mengapa aku begini?’
                Aku rela, aku ikhlas
                Aku sabar menjalaninya
                Walaupun kuharus menerima hati
                Hati yang sangat pedih kurasakan
Apakah ini takdir, Ya Allah?
Menerima cemoohan dari orang lain
Membuat mereka kesal, marah, atau?
Sangat pahit, Ya Rabb..................
                Aku pasrah,
                Menerima keadaan ini dengan rasa syukur
                Aku bisa sabar, sangat sabar....

Minggu, 17 Juli 2011

Be My Self ;)

Aku sebenarnya ingin curhat, tapi kesiapa lagi selain Allah.. Tapi, aku ingin menulisnya dengan kata2 yang tak mau kuucapkan secara lisan..
                Di dunia ini, mungkin aku pernah berpikir.. bukan pernah sih, tapi sering... banyak kalangan para remaja yang bergaulnya secara tidak jelas. Mohon maaf ya untuk pembaca, bukannya aku menyindir, tapi ini kenyataan yang terjadi di dunia ini sekarang.. sebenarnya susah menjelaskan maksudku, kalo artis pastinya terkenal, banyak fansnya, dll.. banyak orang berebutan meminta photo.. bukannya artis juga manusia kan? Kenapa tampilannya harus seperti mereka? Apakah mereka ingin menjadi artis atau fans clubnya? Aku merasa aneh dengan dunia sekarang ini.. bisa aja ini memang zaman modern, tapi apakah kita bisa merubah sebuah perjuangan yang dialami Rasulullah SAW? Tentu saja tidak.. Rasulullah hanya ingin kita masuk ke jalan yang lurus.. Beliau tidak ingin umatnya tersesat dalam kenikmatan duniawi.. tapi, hampir rata-rata yang hidup di dunia ini sekarang sudah agak melenceng atas apa yang diharapkan oleh Rasulullah..
                AKU? Ya biasa saja.. kunikmati dunia ini tanpa ada yang menggangguku.. biarlah apa kata orang-orang yang sudah membuatku sakit hati... ya jika aku salah, Insya Allah aku akan memperbaiki kesalahanku.. Banyak ya di dunia ini, ya ga jauh disekitar lingkunganku saja, semua orang terasa bahagia karena harta, pacar, sahabat, dan mereka merasa menggenggam dunianya oleh sendiri..
                Inilah diriku... dan inilah takdirku... aku bersyukur dilahirkan dilingkungan yang penuh dengan kasih sayang, cinta, dan bernuansa keislamanan.. aku tumbuh menjadi seorang remaja yang biasa-biasa saja, tetapi dibalik itu semua aku menemukan pengalaman-pengalaman yang membuat aku berpikir dan  mengharukan.. Aku seorang perempuan yang gaulnya bersama sesama perempuan (emang harusnya hehe), penampilanku kata orang lain mah feminime hehe, terus aku suka memakai gamis atau rok, karena itu adalah pakaian yang aku sukai.. Aku memakai kerudung panjang.. Aku suka warna PINK, dan suaraku kecil bagaikan anak kecil tumbuh remaja (padahal aku sudah remaja hehe), aku sih ga tinggi-tinggi banget dan badanku ga besar-besar banget (kecil) tapi aku senang dan nyaman kok menjadi diriku sendiri.. biarlah orang lain terkenal, biarlah orang lain  dipuji- puji atas kecantikan dan ketampanan mereka, atau merasa bangga atas dirinya sendiri... Biarlah orang lain memakai pakaian yang mereka suka, biarlah apa kata orang kalo kita ketinggalan zaman.. asalkan aku bisa menjadi diriku sendiri! Inilah aku sebenarnya.. tetap memakai apa yang aku anggap nyaman dan aman dari godaan... ya tentunya sesuai Syar’i dalam Islam.. Islam itu memang banyak peraturan, tapi dibalik itu semua Islam hanya ingin kita berada di jalan yang benar dan tidak terjerumus oleh hal-hal yang membuat kita tak nyaman.. Lihat deh, di tivi, sinetron aja udah banyak penampilan-penampilan yang tidak sesuai dengan aturan Islam.. apa kata dunia? Allah sudah memberikan kita beragam kenikmatan seperti harta, kesehatan tubuh, cantik/tampan, dll.. Lantas, apa hadiah kita untuk Allah? Allah hanya ingin kita beribadah kepada-Nya dan menjauhkan larangan-Nya.. Kita semua butuh Allah.. Kita berpijak didunia ini dan dunia ini hanya milik Allah... kita akan kembali kepada-Nya.. semoga kita diberi rahmat dan ridho-Nya oleh Allah serta Allah tetap membimbing kita semua menuju jalan yang benar dan mendekati Syurga-Nya Allah... Aamiin.. :))

Jumat, 08 Juli 2011

INDRAMAYU-KU

dulu, ketika kumasih kecil, ya masih dibilang TK 0 besar, aku diajak pindah bersama orang tua-ku ke Indramayu... Saat itu tak tahu apa yang sedang kurasakan... senang? sedih? bingung? merasa sendiri...
dulu aku sempat bertanya kedalam diriku sendiri, bagaimanakah ini? dimanakah aku? amat terasingkan..

sewaktu Sekolah Dasar, aku ingin menjadi orang berprestasi.. tak lama, aku didekati banyak teman.. aku senang banget.. temanku kian bertambah.. 
Namun, aku merasa belum puas menerima ini.. serasa ga betah tinggal di Indramayu ini.. 
Selalu ingin pulang ke Tasik dan ke Tasik.. Bahkan aku sering jarang masuk sekolah, karena aku ingin ikut pergi ke Tasik.. ga betah aku tinggal disana, nyampe semaleman aku nangis terus..

sudah enam tahun, mungkin hampir tujuh tahun aku tinggal di Indramayu.. Aku menghadapi Ujian Nasional.. ga nyangka waktu berjalan cepat.. Ketika Ujian dimulai, hatiku sedih, ternyata banyak sekali moment** yang indah pada semasa SD.. bermain bersama, kejar kejaran.. dan yang spesialnya lagi, aku deket dengan 1 orang ikhwan ya bisa dibilang baik, cakep, sopan santun, dan shaleh.. aku sempat kagum, tapi aku ga mungkin untuk mengungkapkannya.. disitu aku belajar bagaimana bersikap rendah hati, saling tolong menolong, dll.. dan aku ga akan lupa sama kenangan-kenangan terindah bersamanya.. (sahabat maksudnya hehe)
liburanpun tiba, kami berstudy tour ke Linggar Jati. aku temukan kebahagiaan dan kesedihan disana.. rasanya aku tak mau berpisah dengan mereka.. 
Aku harus pergi ke Tasik, dan memulai hidup baru.. dan akhirnya beradaptasi lagi..

Waktu SMP, aku juga sering pergi ke Indramayu.. menengok pade dan sodaraku.. Kangen banget suasana sekolah SD yang selalu membuatku tenang.. dan aku juga sering bertemu dengan teman SD-ku.. 
remaja ini, aku semakin berpikir, apa yang aku lakukan dulu itu hal yang konyol.. gitu aja cengeng.. (hehe)
aku ingin lebih dewasa lagi..

Sekolah Menengah Atas, sangat tak terasa aku sudah menginjak masa** SMA.. tapi, masa itu aku lagi tertimpa musibah, ada ujian dari Allah.. aku hanya bisa menerimanya dengan lapang dada.. dan kita akan kembali pada-Nya.. 
yang sangat menyedihkan, mungkin ada rasa bahagia juga, orang tuaku kini pindah lagi ke Tasik..
apakah akan mengurangi perjalananku dari Tasik ke Indramayu?  semoga, jika ada umur, aku bisa ke sana lagi.. :)

banyak hikmah ketika aku tinggal disana.. takdir Allah selalu indah kan? awal perjalananku mungkin sulit untuk dijalani.. tetapi, inilah buah dari perjalananku yang bisa dibilang mengerikan.. aku banyak belajar kemanusiaan disana.. aku bersyukur, Allah memilih jalan yang tepat untuk bisa membuat hamba-Nya selalu mengingat akan keindahan-Nya.. 
Indramayu-ku, aku selalu mengingat kisah yang benar** terjadi disana..........

Selasa, 05 Juli 2011

Untuk Saudariku Tercinta....

untuk Ukhti Muslimah di manapun berada..... “semoga Allah swt senantiasa menjaga kesucian harga dirimu di tengah dahsyatnya fitnah dan ujian2 ini.......

Ukhti Muslimah.....
Hari ini ada gelisah yang menyusup kedalam jiwaku. Aku tersentak dengan ikatan-ikatan kecemasan. Mataku berembun sebagaimana kaca jendela kamarku yang setiap malam berbasah embun musim dingin yang begitu dahsyat. Tak ada suara selain teriakan – teriakan bathin yang menggema di liang telingaku ketika teringat keadaan di negeri kita yang dirudung fitnah begitu besar.

Ukhti Muslimah......
Kuambil pena setelah kulantunkan untaian do'a. Semoga lantunan pena kegelisahan ini membuat jiwa-jiwamu tersadar akan apa yang sebenarnya kami rasakan. Hingga pena ini tergerak untuk menasihatkan.

Ukhti Muslimah.....
Jika tarian pena kegelisahan ini terlalu latah dan kering, semoga tetesan bening yang membersamai tulisan ini bisa menyejukkan suasana hatimu laksana gerimis ketika hadirnya musim panas.

Ukhti islami yang sedang membaca renungan hati ini, adakah waktu beberapa menit saja di tengah kesibukanmu bersama tugas sekolah/kuliah/kerja..? Dan adakah beberapa saat saja untuk meluangkan isi hati dan perasaan demi membaca tarian pena di lembar putih ini..? Dan adakah sebentuk kesabaran yang setiap sisinya dihiasi perhatian untuk menyelesaikan membaca renungan hati ini hingga akhir..? Aku mohon engkau tak merasa keberatan ataupun waktumu tercuri untuk sekedar mendengarkan renungan hati dari seseorang yang barang kali tak pernah engkau mengenalnya.

Ukhti Muslimah.....
Izinkan tarian pena ini menggores lembut lembaran-lembaran putih ini sebagai lukisan hati aku yang sedang cinta dan cemburu karena Allah swt. Biarkan diri ini berterus terang menuliskan untaian kalimat yang sebelumnya telah aku tulis di lembar hati aku sebelum ku tuangkan di lembar putih ini. aku pun tak mengerti apakah dirimu merasa senang atau malah benci dengan kehadiran renungan hati ini yang tak pernah kau harapkan sebelumnya. aku serahkan semua kepada pemilik hati setiap jiwa yaitu Allah swt...


Ukhti Muslimah…
Aku tulis renungan hati ini disaat hati aku kalut dan resah melihat keadaanmu. Hingga terkadang hanya elusan dada sebagai rasa iba yang terpendam didalam jiwa.

Bagaimana tidak iba jika setiap hari aku lihat saudari-saudarimu ditelanjangi auratnya..? Ditelanjangi sehelai demi sehelai pakaian harga dirinya di depan jutaan orang sebagai tontonan para penggembira yang mengabdikan diri kepada hawa nafsu setan.

Bagaimana tidak resah jika tiap waktu slalu kudengar saudari-saudarimu di nodai kehormatannya, bahkan menyerahkan seluruh tubuhnya demi diobral di majalah-majalah murahan yang menjerumuskan ke jurang perzinaan, Jurang yang menjijikkan yang tak pantas dilakukan kecuali para binatang yang tak berakal.

Hmm…. bagaimana diri ini tak bersedih menangis bahwa sebenarnya pasukan setan itu menggiring mereka ke lembah-lembah jahanam di balik ketertawaan dan kemasyhuran yang sebenarnya adalah tipuan.

Ukhti Muslimah.....
Tidak tahukah dirimu bahwa ada bening yang menetes hangat membasahi dua pipi ini saat melihat keadaanmu..? Akan tetapi seolah dirimu tak pernah mengerti arti sebuah air mata dari seseorang yang mengharapkan kejayaan harga dirimu dalam menopang panji islami bagi diri ini, Hingga akhirnya dirimu enggan mendengarkan nasehat yang dengannya mungkin Allah swt menjadikan wasilah kebaikan bagi dirimu di dunia dan akhirat kelak.

Kutulis suratan hati ini sebagai nasehat uintukmu karena Allah swt semata. Kugores saat mulut ini tak sanggup lagi bicara karena saudari-saudarimu yang tertipu itu semakin membabi buta mengumbar aurat didepan pria, Mereka bangga menjadi mangsa serigala-serigala pengumbar cinta dusta, seakan mereka tak pernah bersedih dan justru bangga menumpuk dosa setiap harinya. Berzina dengan setiap pria yang diinginkannya demi memuaskan nafsu bejatnya.Berlenggak lenggok bagaikan cacing yang kepanasan di club-club malam, Menghabiskan hari-hari siang dan malam dengan lantunan musik yang melalaikan, Meninggalkan istananya menuju panggung–panggung hiburan. Wajahnya menghitam dibalik polesan bedak tebal yang tak pernah terbasuh sucinya air wudhu yang mencerahkan, Keningnya telah jauh dari sujud sebagaimana bejat akhlaqnya yang tak karuhan.Berdandan dan berdandan demi laris dalam perzinaan.

Oh… betapa jauhnya mereka dari belaian suami tercinta, karena kekasih mereka adalah serigala yang tajam taring dan kukunya. Tak pernah merasakan nikmatnya bercanda dengan anak tercinta karena rahim mereka telah mereka haramkan dari mengandung anak sebagai anugerah dari Arrahman, Rahim mereka kotor dengan air mani haram dan menjijikan . Naudzu billahi mindzalik

Wahai Ukhti Muslimah......
Tidak sampaikah kabar yang benar dari langit akan kebanyakan penghuni neraka adalah wanita..? Belum datangkah kepadamu akan nasehat dari kitab dan sunnah tentang orang-orang dari kalangan wanita yang di haramkan Allah swt mencium bau jannah..? Padahal bau jannah itu tercium dari jarak 500 tahun perjalanan. Itulah para wanita penggembira di dunia tanpa mengindahkan perintah-Nya.

Kuharap masih tersisa secuil kesempatan untuk telusuri goresan-goresan pena di lembar putih ini.

Ukhti Muslimah......
Kutulis suratan hati ini saat nuraniku menjerit dan berteriak kesakitan melihat harga dirimu diinjak–injak oleh anjing–anjing durjana yang setiap saat mengintaimu, Mereka menyembunyikan kebuasan nafsunya di balik kata-kata cinta manis dan menawan, Emansipasi dan persamaan gender yang sebenarnya rayuan gombal, Mereka menyembunyikan semua itu padahal hati mereka penuh dengan makar dan tipuan bejat mereka.

Ukhti Muslimah.....
Kedua mata ini sudah sepat membuka dan menatap hari-hari yang ditaburi kemaksiatan dan telinga ini pun juga bosan mendengar musik–musik setan yang dihalalkan pengikut kebatilan, Setiap ruang dan waktu musik-musik itu bergema di telinga dengan syair-syair cinta dusta, Di puja-puja dan dihafal para remaja melebihi cintanya terhadap ayat-ayat al-quran yang mulia, Bahkan ratusan ribu keluar demi menyaksikan konser musik, dengan berdesak-desakan dan berjingkrak ria. Bahkan diantara mereka ada yang meningggal di tempat maksiat bersama iringan suara gitar dan band yang melalaikan.

Ukhti Muslimah......
Sampai kapan air mata ini kan mengering dan sampai kapan kepedihan ini kan berakhir, Aku tak mengerti jawabannya. Yang aku bisa hanyalah memberikan nasehat bagi jiwa-jiwa yang menerimanya, Ukhti islami yang masih tenggelam dalam keterlenaaan, Ku harap engkau segera mengakhiri hari-hari kelabumu dimana bunga-bunga harga dirimu berguguran di tangan kumbang-kumbang tak beradab.

Ukhti Muslimah..…
Biarkan diriku dengan seonggok kesedihan ini meneruskan kembali goresan renungan hati ini. Dan kalaulah boleh jujur hati ini sering kali menangis melihat putri-putri islami di sembelih rasa malunya dengan pisau–pisau mode, dirobek dengan belati emansipasi dan ditusuk-tusuk dengan pedang persamaan gender. Sungguh mereka telah menghalalkan segala cara.demi tercapai tujuan nafsunya...

Semoga ini menjadi bahan renungan kita.. Kita saling mengingatkan dan berjuang dalam rahmat-Nya..
Sesungguhnya aku adalah wanita biasa sepertimu.. :))