Jumat, 22 Maret 2013

UN H-24

Ujian Nasional bentar lagi... semangaaaaaaaaaaaaaaaat!! tapi, baru siap Bahasa Indonesia, Inggris, dan Kimia doang :(
Aaaaaaaaaahhh~ pokoknya semuanya harus siap!!! Bismillah.

Minggu, 17 Maret 2013

Perjalanan Perdanaku-Sendiri

Aku baru merasakan bepergian dari Tasik menuju Bandung tanpa didampingi oleh teman atau keluarga. Dulu, rasanya susaaaaaaaaaaaaah sekali diberi izin oleh orang tua pergi sendiri. Tepatnya tanggal 11- 12 Maret. Dan ketika saat itu aku baru banget diizinkan pergi ke Bandung sendiri. Awalnya memang deg-degan banget. Namun sepertinya menyenangkan jika sudah terbiasa sendiri. hehe
Siang itu,saat aku pergi menuju Bandung, a Wibi mengantarkan aku ke Pool Budiman. Selain bus itu, aku ga berani sendiri. Syukurku, bus jurusan Tasik-Bandung belum berangkat. Lumayan kosong saat aku menaiki bus itu. Kebetulan ada kakek-kakek yang duduk di depan dekat supir. Awalnya yaa aku duduk di barisan kedua, tapi aku serasa ga ada teman. Jadinya pindah ke depan duduk bersama kakek itu. Dan akhirnya a Wibi pamit mau jalan-jalan bersama teh Shifa. Lalu a Wibi bilang "Kek, nitip yah". "Iya dek, tenang aja" balas kakek itu. (rasanya aku kayak anak SD di titipin segala) haha.
Bismillah... Awal perjalananku dikala sendiri. Tapi hatiku rasanya lumayan biasa-biasa saja. (ga tau kalo udah di Bandung mah) :P hihi. Pemberangkatan Budiman dimulai dari pool Budiman, lalu melewati terminal Indihiang, kemudiaaaaann... Cawwwww menuju Bandung. >.<
Di jalan, setelah jalan Gentong yang tanjakan/turunan curam itu sudah lumayan lancar. Namun, ketika berada di tanjakan besar, ada kabar bahwa ada peristiwa kebakaran mobil Sedan. Wah, pas aku lihat, sudah rada hangus semua. Innalillahi..  Makanya, di mana pun kita berada, sedang apapun kita, tetaplah harus mengingat Allah, agar ini selalu memberikan makna dibalik setiap kejadian hidup ini. Dan Allah pasti menolong hamba-Nya.
Sesampai di Cicaheum, aku mulai bingung, naik angkotnya dari arah kanan atau kiri yah? haha. Aku coba dari arah yang sama, lanjut naik angkot jurusan Caheum-Ledeng. (deg-degan) aku bertanya kepada penumpang, kebetulan dia perempuan. Aku bertanya "Teh, kalau ke Salman ITB turunnya di mana yah?". "Nanti juga kelewat jalan Ganesha". Jawabnya. Dalam hatiku semoga saja teteh itu beri petunjuk turunnya di sebelah mana. hehe. Alhamdulillah, Allah telah menolongku.
Di Salman, melihat hujan-hujan yang dipenuhi awan hitam itu membuatku semakin takut. Aku sedang menunggu Arifah (sahabat SMP-ku). Beberapa saat kemudian, aku bertemu dengan Arifah di Salman. Lalu makan bareng di kantin. Aku melihat dia kehujanan karena pake motor buat jemput aku (maaf yah Arifah, jadi ga enak) :(. Dianya santai-santai aja. Aku pun tersenyum lagi ^^. Acara makan sudah beres, kemudian dia nganterin aku ke kostan teh Kulsum dan teh Rere. Wah banget deh, waktu itu dihabiskan untuk muter-muter nyari kostannya, kesasar pula haha. Padahal deket banget dengan UPI. Apalagi hujan rintik-rintik (semoga sehat-sehat aja). Dan akhirnya kostannya ketemu! Alhamdulillah banget :D *thanks Arifah ^_^.

                                                             ***
Setelah semalaman dengan teh Kulsum (karena teh Rerenya ga ada), rame banget bercerita dengannya. :D. Dan pagi hari, lagi semangat-semangatnya mandi \(^o^)/. Karena hari itu aku akan jalan bareng Arifah, dan janjiannya di UPI. Tak lupa, makasih banyak yaa teh Kulsum udah numpang dan banyak bercerita :D maaf merepotkan terus. hehe.
Jalan menuju ke UPI, aku pamit kepada teh Kulsum. Akan pergi lagi lalu pulang ke Tasik. Sudah bertemu dengan Arifah, aku baru masuk pintu UPI (Yaa Allah, semoga ini adalah awal perjuanganku-Bimbingan dan Konseling) doaku. Aamiin. Setelah main-main ke kampus UPI, sekitar jam 9, aku diajak ke sekolahnya Arifah, sebelumnya aku malu-malu nanti bertemu dengan temannya. Tapi, ayolah, kenalan baru kan seruuu ^_^. Sekolahnya Arifah, sejuk banget. Nyaman untuk menjadi bahan renungan. Alam yang indah. Jauh dari keramaian suara mobil-motor. Sungguh tenangnya. Di sana, aku bertemu dengan Fauzan (saudara Arifah+teman SMP-ku juga). Dan aku memiliki teman baru. Kenalan dengan Latifah. (langsung inget ipeh di Tasik) :D. Dan kawan yang lainnya, jadi ikut nimbrung ni.. hehe.
Aku dan Arifah pergi lagi menuju Gramedia >.< pengen cari-cari buku. Akhirnya aku membeli buku "Berjuta Rasanya" (bang Tere-Liye).
Seusai membeli buku, aku pergi ke sekolah itu lagi, mau pamit pulang kepada teman-teman Arifah. Lalu mau numpang lagi sebentar ke rumah neneknya Arifah, hehe. beberapa menit kemudian, sebelum hujan, sekitaran jam 2 siang, aku di anterin ke Caheum. Mau naik bus Budiman lagi (selain bus itu, aku ga berani) hehe. Rasanya senaaaaaaaaaaaang sekali~ seharian bersama Arifah. Makasiiih banget yah Fah atas hari ini, indah banget, :') *terharu. Aku terakhir pamit kepada dia, rasanya pengen nangis, tahun yang akan datang  insyaAllah kita bareng lagi di Bandung ya Fah, :'). Tapi, ketika di bus, pengen di depan duduknya, terisi semua kecuali tempat duduk yang di pinggirnya ada laki-laki yang seumuran mungkin. Aku malu-malu meminta izin apakah dibolehkan duduk bersamanya atau tidak. "boleh" katanya. "makasih" kataku. Aduh, malu aku sebenarnya, tapi yaa apa boleh buat, yang penting ga ada niat apa-apa. Hanya duduk. :D
Dan akhirnyaa, caaaaaaaaaaawww.. Bismillah, pulang ke Tasik ^^. Sore-sore. dan Alhamdulillah aku sampai di rumah pada pukul 18.28. :)

(tiket perdanaku ketika sendiri) hihi.


#itu adalah ceritaku, apa ceritamu? ^_^

Sabtu, 16 Maret 2013

Praktik Akhir Sekolah

Sekarang lagi sibuk-sibuknya Ujian Praktik untuk akhir Sekolah. Tapi pikiran serasa ingin rileks menulis sesuatu dulu. Hihi. Ga terasa banget aku sudah benar-benar menginjak dikelas tertua, yaitu kelas 12. Akhir menjadi siswi. Subhanallah.. semoga Ujian ini selalu dilancarkan oleh-Nya, Aamiin.. :')
Hidup ini benar-benar kaya makna. Banyak kejadian yang membentukkan kepribadianku selama ini. Sehingga aku menjadi seperti sekarang ini, membaca lingkungan dan menjadi seorang yang ingin lebih baik dan dewasa lagi. Walaupun fisik belum selaras dengan pikiranku, tapi aku tak peduli. Yang terpenting hati dan pikiran menuju ridho-Nya. Menjadi diri yang lebih baik lagi.
Sayangilah semua orang, maka orang lain akan menyayangimu. Berbuat baiklah kepada semua orang, maka orang lain akan berbuat baik pula kepadamu. Itu menjadi tujuan untuk hidup bersosial di negeri ini. Jangan lupa, sertakan Allah dalam keadaan apapun. Karena kehendak-Nya kita dapat berdiri di sini. Hidup sampai sekarang.. 

Sabtu, 09 Maret 2013

Detik-detik Akhir Masa Putih-Abu


Assalamu'alaikum Blogii, ^_^
Aku punya cerita. Tadi pagi, menjelang pelajaran terakhir yang di US kan, aku sempet berpikir sangaaaaaaaat panjang. *sepanjang apa sih? hehe. Waktu itu cepat banget berlalu. Mungkin nanti aku akan merindukan suasana area Almut ini. Aduh, pokoknya ga bisa aku lupain deh tiap kejadian-kejadian di sini. 
Setaip ruang kelas yang aku masuki, pasti menjadi bahan renungan untukku. Aku jadi ingat ketika bapak TB (guru PKn) menjelaskan tentang kursi. Mana bisa kursi bergerak? (sihir kaleee) tapi, menurut beliau, kursi itu memang bergerak. Mengapa demikian? Karena kursi itu memang bergerak menuju kehancuran. Pikiranku jadi mengarah kepada kehancuran dunia. Subhanallah deh, kalo di bayangkan dunia ini ketika kiamat akan seperti apa. Dan lebih-lebih lagi aku memikirkan masa akhirku menjadi siswi. >.<
Pokonya, banyak banget cerita indah ketika aku SMA. 
Dunia perkuliahan itu Subhanallah banget deh kayaknya. Aku aja belum terpikirkan bagaimana kehidupanku di sana, di mana kah akhirnya aku kuliah? Allah lebih tahu. Prkuliahan itu banyak banget orang-orang yang udah pada dewasa. huiiiiiiii~ rada takut aku, nyampe mikir kalo aku di lamar sebelum lulus gimana? dan guru-guru pun sampe bilang "sepertinya shofi cepet nikah ni entah". Aduh please deh, aku lagi ga mau mikir nikah duluuuu *walaupun pengen haha.
Ah, tapi jodoh mah ga akan ke mana kok, suruh nyamperin aja ke rumah bertemu orang tua, beres kan? haha. 
                                                  ************
Di SMA ini, aku merasakan banyak hal. Tentang persahabatan, persaudaraan, bahkan hubungan sebagai anak-ibu di Almut sudah diterapkan (untuk aku aja sih mungkin) hehe. Semua yang aku temui kejadian-kejadian aneh sampai mengerikan pun ada di sini. Entah itu karena seseorang, barang aneh, sampai suasana aneh sekalipun :D. Dalam berorganisasi, amanah terus berdatangan. Semakin ada tantangan yang harus dijalani sejak itu. Dan harapanku untuk menjadi Psikolog terasa ngambang. Entah bagaimana nantinya ketika diriku diperkuliahan nanti? Cita-citaku yang ingin menduduki jurusan Psikologi. Yang dulunya aku impikan sejak SMP. Ketika SMA, aku mulai mempelajari tingkah laku seseorang, membaca-baca buku tentang psikologi, bahkan aku belajar mengamati kepribadian seseorang. Namun, ketika detik-detik menjelang mulai membuka dunia kuliah, Psikologi itu berubah drastis menjadi Bimbingan dan Konseling. Ya walaupun BK ini adalah sama-sama psikologi juga, tetapi menjelaskan kependidikannya. Tetapi yang dulunya aku inginkan adalah psikologi murni. Dan akhirnya terjawab sudah jawaban yang Allah berikan. Rencanaku berubah secepat itu. Entah kenapa aku menjadi sangat setuju terhadap jurusan BK. Mungkin Allah sudah membuka hatiku untuk itu, mungkin ini cara Allah memberikanku yang terbaik. Dan masa esok dan seterusnya adalah misteri. Entah itu akan berubah kembali atau Allah sudah izinkan sampai di sini. Kita liat saja nanti, aku ditakdirkan di mana dan jurusan apa. Yang penting aku sudah punya tujuan. :') Yaa Rabb, kabulkanlah..
Semoga Angkatan 8 (belum diberi nama bekennya) SMA AMQ ini, dapat menjalankan UN dengan baik dan mendapat nilai yang terbaik serta membawa manfaat ke depannya meskipun kuliah di mana pun. Aamiin. 

Jumat, 08 Maret 2013

Bersama KPJ'23 FS





 



Aku sayang kalian :')

Jika Aku Ditakdirkan Menjadi Psikolog

Jika aku ditakdirkan menjadi Psikolog, aku akan menjadi konsultan yang ramah. Tanpa biaya mahal, menolong secara lahir dan bathin untuk siapa saja yang membutuhkan, dan mengabdi kepada bangsa Indonesia. Yang pertama adalah mencerdaskan anak bangsa, baik pengetahuan maupun akhlaq. Membukakan hati mereka untuk terus menikmati hidup ini dengan indah. Menjadi konsultan bagi anak bangsa. Membuat mereka tersenyum, bersemangat, dan berjuang untuk Indonesia karena Allah.
                Insya Allah aku siap untuk ditugaskan menjadi konsultan di daerah yang terpencil. Membangkitkan semangat mereka, mengubah hidup menjadi bermakna. Manusia diciptakan untuk berpikir dan manusia tak ada yang bodoh. Hanya saja perbedaannya adalah mempergunakan akalnya. Kita sebagai pemuda-pemudi bangsa Indonesia yang akan menjadi penerus, memperjuangkan Tanah Air kita untuk lebih baik lagi. Tuntas habiskan para koruptor dengan adil dan bijaksana. Jangan terlalu memikirkan harta.
                Lihatlah... Anak bangsa masih ada yang sangat memerlukan kita. Di pelosok sana, terdapat anak bangsa yang tidak bersekolah karena masalah biaya ataupun mental. Namun mereka kurang adanya tenaga pendidikan. Dan jika aku ditakdirkan mempunyai pendamping saat berkuliah, aku harap ia mengerti akan pikiran dan jiwaku. Harta harus banyak, jika kita telah diberi harta yang melimpah, maka kita harus bersyukur. Namun, harta itu kelak akan bertanya kepada kita bahwa harta itu telah digunakan untuk apa saja selama hidup di dunia? Untuk apa harta itu? Sedekah kah? Berfoya-foya kah? Atau memberikan beasiswa untuk pelajar yang kurang mampu? Membantu orang-orang yang membutuhkan? Bisa kah kita nanti menjawab dengan indah? Atau kah akhirnya kita berteriak ingin hidup kembali untuk memperbaiki dosa-dosa di dunia? Bukan kah tempat terakhir kita adalah alam kubur? Kita hidup di dunia hanya satu kali.
                Jika aku menjadi Psikolog, aku ingin mengajar dengan gratis. Walaupun basic-nya Psikolog itu praktek, untuk orang-orang yang membutuhkan terapi atau nasehat, dan kebanyakan bayarannya mahal, tapi itu bukan menjamin. Psikolog itu, harus dengan ikhlas memantapkan mental seseorang. Apalagi anak bangsa yang sangat berpengaruh untuk kemajuan bangsa ini. Memberikan penyuluhan pada mereka, memberikan dukungan, dan memberikan kepercayaan kepada mereka bahwa pemuda-pemudi harus mempunyai mimpi. Mimpi yang bukan hanya sekedar mimpi, tetapi bagaimana caranya untuk merealisasikan mimpi itu dengan doa dan usaha yang maksimal.
                Tutup dulu masalah uang. Rezeki sudah ada yang mengatur. Yang kita pikirkan adalah nasib anak bangsa. Di mulai dari menjadi konsultan anak, remaja, dan dewasa. Penerus bangsa ini, ya anak-anak yang sedang belajar sekarang. Belajar menjalani hidup ini dengan ikhlas dan berkontribusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak. Aku pun sedang belajar untuk bisa tetap percaya diri untuk menjadi Trainer. Ingin sekali membantu bangsa Indonesia tetap maju tanpa permintaan biaya yang mahal. Bekerja dengan ikhlas, menolong sesama, dan mengajak berbuat kebaikan.