Ketika lisanku sukar untuk berucap, badan merinding, dan
berlinangan air mata membasahi pipiku. Ada sesosok laki-laki yang telah duduk
di depanku yang sedang menghadap waliku. Mengucapkan janji suci yang membuat
dunia ini gemetar, di hadapan Allah..
Oh Tuhan.. benarkah ini adalah sebuah pernikahan? Seperti inikah?
Aku tak percaya takdirku sampai pada akhirnya umur 20 tahun untuk berumah
tangga. Kini diriku yang belum sepenuhnya dewasa, ingin belajar bagaimana cara
menghadapi kehidupan rumah tangga yang rumit menjadi mudah apabila diselesaikan
bersama.
Cukup sudah penantianku terhadap seseorang selama ini. Ternyata dia-lah orangnya, yang akan
membimbingku, menemaniku, dan memberiku kasih sayang sebagai seorang suami di
kala suka dan duka. Cukup sampai di sini, di hati ini kuberlayar untuk mencari
pasangan yang menerimaku apa adanya.
Bismillah… Inilah takdirku, inilah pilihanku, inilah orangnya….
Tak disangka, kau bilang bahwa kau datang tepat pada waktunya. Ya, aku baru
saja merasakan seperti ini sekarang. Telah banyak peristiwa yang tak terduga,
yang benar-benar semakin kubersyukur pada-Mu Yaa Rabb.. :’)
Indahnya pacaran setelah menikah… tenang rasanya.. Pun aku dan
dia sedang diuji kesetiaan dan kepercayaan.. Dia sedang bekerja untuk masa
depan kami nanti. Ya, Kami ditakdirkan berpisah untuk sementara. Dia sedang
fokus bekerja, aku pun sedang fokus kuliah. Kami seperti sedang berjalan
masing-masing, namun kedekatan kami selalu di hati dan pikiran ini.
Perjuanganku untuk menjaga hati, memang tidak ada ujungnya.
Godaan selalu ada, tetapi aku yakin, dengan niat tekad yang kuat, akan mengalahkan
godaan itu. Teruslah perbaiki diri walaupun tak ada yang salah. Prinsipku,
maafkanlah diri sendiri dan orang lain, itu membuat kita semakin tenang
menjalani hidup ini.