Jumat, 13 Juni 2014

Pendekatan, Strategi, dan Teknik Bimbingan

        A. Pendekatan Bimbingan
1.      Pendekatan Krisis
            Pendekatan krisis adalah upaya bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami krisis atau masalah. Dalam pendekatan krisis ini, konselor menunggu klien yang datang, selanjutnya mereka memberikan bantuan sesuai dengan masalah yang dirasakan klien. Pendekatan ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikoanalisis. Psikoanalisis terpusat pada pengaruh masa lampau sebagai suatu hal yang menentukan bagi berfungsinya kepribadian pada masa kini.
2.      Pendekatan Remedial
            Pendekatan remedial adalah upaya bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami kesulitan. Dalam pendekatan ini konselor memfokuskan pada kelemahan-kelemahan individu yang selanjutnya berupaya untuk memperbaikinya. Pendekatan ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi behavioristik. Ini menekankan pada perilaku klien di sini dan saat ini.
3.      Pendekatan Preventif
            Pendekatan preventif adalah upaya bimbingan yang diarahkan untuk mengantisipasi masalah-masalah umum individu dan mencoba mencegah jangan sampai terjadi masalah tersebut pada individu. Pendekatan ini tidak didasari oleh teori tertentu yang khusus. Pendekatannya dapat dikatakan mempunyai banyak teknik terapi, tetapi hanya sedikit konsep.
4.      Pendekatan Perkembangan
            Pengembangan, karena titik sentral tujuan bimbingan dan konseling adalah perkembangan optimal dan strategi upaya pokoknya adalah memberikan kemudahan perkembangan bagi individu melalui perekayasaan lingkungan perkembangan. Teknik yang digunakan dalam bimbingan dan konseling perkembangan adalah pembelajaran, pertukaran informasi, bermain peran, tutorial, dan konseling.


       B. Strategi Konseling
1.      Konseling sebagai Profesi Bantuan
            Konseling adalah profesi bantuan. Profesi bantuan ini terdiri atas kumpulan profesional. Tiap-tiap profesional menyesuaiakan dengan kebutuhan khusus pribadi atau masyarakat. Beberapa profesi bantuan diidentifikasikan sebagia profesional bantuan, seperti psikiater, psikolog, konselor profesional, ahli terapi keluarga dan perkawinan, dan pekerja sosial.
            Proses bantuan ini,  mempunyai beberapa dimensi yang masing-masing memberikan kontribusi terhadap definisi bantuan. Dimensi pertama adalah kondisi-kondisi yang mendasari bantuan. Dimensi kedua adalah prakondisi yang mengarahkan klien mencari bantuan dan konselor memberikan bantuan. Dimensi ketiga adalah hasil dari ingteraksi di antara dua orang pribadi.
2.      Hubungan Bantuan (Konseling)
            Keberhasilan dalam konseling banyak ditentukan oleh kualitas hubungan. Rogers mengatakan bahwa dalam hubungan bantuan terhadap kondisi-kondisi penting untuk terjadinya perubahan kepribadian yang positif. Kondisi tersebut mengarah pada karakteristik hubungan antarpribadi yang konstruktif. Kondisi tersebut yaitu, empati yang tepat, penghargaan positif tanpa syarat, dan keaslian.
            Pengungkapan diri mengenai perasaan, ide, pemikiran, dan pengalaman konselor itu penting agar klien memahami bahwa konselor juga manusia, tidak saja berperan sebagai konselor. Pengungkapan diri ini hendaknya dilakukan secara tepat, yaitu:
a.       Pengungkapan diri tentang masalah-masalah konselor sendiri;
b.      Pengungkapan diri tentang fakta-fakta peran konselor;
c.       Pengungkapan diri tentang reaksi-reaksi terhadap klien;
d.      Pengungkapan diri tentang reaksi-reaksi konselor terhadap hubungan antara konselor dan klien.
3.      Attending terhadap Klien
            Konselor harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang diperlakukan dalam konseling. Attending terhadap klien adalah lkemampuan mendengarkan secara aktif dan penuh perhatian terhadap klien.
            Perhatian itu dikomunikasikan terutama melalui tiga saluran, yaitu:
a.       Ekspresi muka;
b.      Posisi dan gerakan tubuh;
c.       Respons verbal
            Cara-cara komunikasi tersebut merupakan tanda untuk klien mengenai tingkat penerimaan, persetujuan, penolakan, atau pengabaian yang dihubungkan dengan perilaku penguatan.  
4.      Pemahaman Pola-pola Komunikasi
Ada beberapa pola komunikasi dalam konseling. Sebagian mengambil pola komunikasi bentuk ritual, sementara yang lain mengambil pola komunikasi responsif atau interaktif. Pola komunikasi bentuk ritual ditunjukkan dengan perilaku rutin yang ditunjukkan oleh konselor atau klien. Sementara pola komunikasi bentuk responsif ditunjukkan dengan negosiasi-negosiasi antara konselor dengan klien dan bermaksud untuk menyelesaikan beberapa permasalahan.
5.      Pengelolaan Kegiatan Konseling
            Banyak konselor dan klien mengalami kesulitan dalam memulai dan mengakhiri kegiatan konseling. Apakah mereka itu memulai dan mengakhiri wawancara konseling atau memulai dan mengakhiri hubungan konseling.

     C. Teknik Bimbingan
          1. Konseling
            Konseling merupakan bantuan yang bersifat terapeutik yang diarahkan untuk mengubah sikap dan perilaku individu. Konesling dilaksanakan melalui wawancara langsung dengan individu. Konseling ini ditujukan kepada individu yang normal, bukan yang mengalami kesulitan kejiwaan, melainkan hanya mengalami kesulitan dan penyesuaian diri dalam pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan sosial bermasyarakat.
           2. Nasihat
            Nasihat merupakan salah satu teknik bimbingan yang dapat diberikan oleh konselor ataupun pembimbing. Pemberi nasihat hendaknya memerhatikan hal-hal tersebut.
a.       Berdasarkan masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh klien
b.      Diawali dengan menghimpun data yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi
c.   Nasihat yang diberikan bersifat alternatif yang dapat dipilih oleh individu, disertai      kemungkinan keberhasilan dan kegagalan.
d.      Penentuan keputusan diserahkan kepada individu, alternatif mana yang akan diambil
e.      Hendaknya individu mau dan mampu mempertanggungjawabkan
          3. Bimbingan Kelompok
            Bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Ini dapat berupa penyampaian informasi atau aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaa, pribadi, dan sosial.
            Bimbingan kelompok dilaksanakan dalam tiga kelompok, yaitu kelompok kecil (2-6 orang), kelompok sedang (7-12 orang), dan kelompok besar (13-20 orang) ataupun kelas (20-40 orang). Aktivitas kelompok diarahkan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan lingkungan, penyesuaian diri, dan pengembangan diri.
     4. Konseling Kelompok
            Konseling kelompok merupakan bantuan kepada individu dalam situasi kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, serta diarahkan pada pemberian kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Setiap individu dalam konseling kelompok menggunakan interaksi kelompok untuk meningkatkan pemahaman dan pemerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan-tujuan tertentu untuk mempelajari atau menghilangkan sikap dan perilaku yang tidak tepat.
      5. Belajar Bernuansa Bimbingan
            Secara umum, bimbingan yang dapat diberikan guru atau dosen sambil mengajar adalah mengenal dan memahami individu secara mendalam, memberikan perlakuan dengan memerhatikan perbedaan individual, memperlakukan individu secara manusiawi, dan menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.

Daftar Pustaka


Yusuf, Syamsu, L.N.(2005).Landasan Bimbingan dan Konseling.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar