Rabu, 25 September 2013

Ilmu Nyata

Manusia mempunyai refleksi dalam diri. Ketika sadar dan tidak sadar. Sekiranya Allah tidak menganugerahkan adanya refleksi pada manusia, maka tak ada kehidupan bagi atau semua manusia akan jatuh pada kesakitan jika dibiarkan. Tergantung situasi dan kondisi. Kita mempelajari Psikologi karena ingin memahami orang lain atau siswa dan bisa memahami diri sendiri. Karena ia tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Calon konselor harus bisa memahami klien dengan cara pendekatan psikologi. Tingkah laku seseorang yang dapat dipelajari, namun jiwa tak bisa dipelajari. Mengapa? Karena jiwa hanya bisa dirasakan, tidak bisa diukur, dan tidak mempunyai bentuk. Masalah jiwa adalah masalah pribadi manusia yang hanya diketahui oleh Pemilik jiwa, yaitu Allah swt. Dia merancang segala bentuk manusia. Dan Dia hadirkan hati yang suci, yaitu ketika manusia memulai adanya nafas kehidupan, dari alam rahim seorang ibu.

Dalam teori-teori tertentu, kita harus terpesona akan teori itu. Dan psikologi mempunyai teori dan pandangan tersendiri yang bersifat ilmu pasti atau ilmu nyata. Karena psikologi ada di sekitar kehidupan kita. Aristoteles bertanya kepada Plato, “Apakah saya ada?”, maka Plato menjawab bahwa Aristoteles ketika sedang berpikir dan mempunyai refleks, itu artinya ada. Dapat disimpulkan, “saya” pasti ada ketika dia mampu berpikir dan mempunyai rangsangan yang cepat terhadap sesuatu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar