Kamis, 19 Desember 2024

Healing Terbaik adalah Menulis

    Semenjak menjadi ibu, tentu banyak perubahan besar pada diri apalagi hidup di perantauan. Mengenai pandangan ke depan dan tetap berusaha menikmati yang terjadi saat ini. Mungkin bagi sebagian besar perempuan, ini hal yang biasa dilakukan oleh seorang ibu. Bahkan entah kapan seorang ibu bisa bertukar cerita pada dunia bahwa apa yang dia rasakan saat ini. 
    Zaman sekarang, sudah serba canggih dan serba viral. Jadi, sesuatu yang terjadi, memang harus benar-benar difilter atas apa saja yang harus diceritakan. Jangan semua orang tahu. Tapi, kalau menurutku balik lagi kepada niat dan semoga bermanfaat saja, sharing apa yang terjadi dan ceritakan untuk pembelajaran ke depannya. Bukannya kita tidak bersyukur dan tidak percaya kuasa Allah/ menyalahi takdir Allah, namun manusia pasti punya akal pikiran agar tidak terjerumus pada kondisi yang sama. Intinya ambil hikmahnya saja lah ya. 
    Menjadi ibu, terus sibuk akan rutinitas sehari-hari. Apalagi berprofesi kerja di rumah (IRT) Hihi. Dilengkapi anak yang masih membutuhkan perhatian (usia 5 tahun dan 1,5 tahun). Rumah rame sekali. Dan entah mengapa aku terpaku oleh dunia mereka. Dan dari sinilah aku harus mulai belajar TEGA. Tega bukan berarti mengabaikan, namun melatih mereka untuk tumbuh, tentunya berada dalam pengawasan. 
    Banyak yang hilang diri ini kalau dikatakan jujur ya, termasuk bersosialisasi dan belum menemukan manajemen waktu, ya masih melihat dan menyesuaikan kondisi mental dan fisik anak. Diri ini butuh menulis saja tidak ada waktu. Sampailah pada diriku yang sering marah-marah di rumah, karena tidak memiliki waktu untuk sendiri. Me time sambil nonton drakor juga Alhamdulillah banget (hehehe). Apalagi menemani tidur siang anak kedua yang masyaaAllah 1 jam aja udah syukuran banget. Memang lebih aktif saja anak yang kedua. 
    Inti dari semua, berusaha menjadi yang terbaik menurut versiku. Diusia ini, mulai bersosialisasi sewajarnya. Makin bersyukur, minta ampun pada Allah atas kesalahan yang sudah diperbuat, apalagi kepada anak dan suami ya. Yang harus dilawan adalah gengsi, gengsi meminta maaf. Healing sejenak jika capek. Daaaaaaannn teruslah berkarya, memotivasi diri sendiri dan orang lain. 
Ambil baiknya, buang yang buruknya yaaa.. Sekian dulu healing setitik. XD 
Terima kasih yaa Allah, atas kenikmatan menulis ketika anak-anak sedang tidur siang :') 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar