Senin, 27 Desember 2010

Malu itu bukan Rendah Diri ya...


Malu adalah perasaan yang dirasakan manusia karena takut dan malu melakukan perbuatan tercela atau tidak diterima oleh agama dan akhlak. Karena itu, malu adalah sifat yang terpuji karena dapat mencegah seseorang dari kesalahan atau melakukan perbuatan keji dan berbuat maksiat. Orang yang tidak punya malu bisa saja melakukan perbuatan tercela atau terjerumus dalam kesalahan dan dosa tanpa mempedulikan manusia atau nilai-nilai sosial dan moral, dan tanpa merasa berdosa. Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya diantara yang diketahui manusia dari perkataan kenabian yang pertama adalah jika kau tidak malu, berbuatlah yang kau mau.”
(HR. Bukhari, Abu Dawud, dan Ahmad)

            Rasulullah SAW memuji sifat malu dan menjadikannya sifat terpuji yang harus menghiasi diri pribadi mukmin. Tegasnya  menurut Rasulullah SAW :
“Malu tidak mendatangkan apa-apa kecuali kebaikan.” (HR. Al-Syaikhani)
            Jadi, malu adalah keadaan jiwa yang dimiliki oleh orang-orang yang berakhlak mulia. Mereka membenci kekurangan, kesalahan, kejahatan, dan perbuatan keji, serta memegang teguh iman dan taqwa dan selalu berusaha mengerjakan perbuatan yang diridhoi dan dicintai Allah SWT. Jadi, malu termasuk salah satu tanda kesempurnaan iman dan taqwa. Dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda: “Malulah kalian terhadap Allah dengan sebenar-benar malu.” Kami berkata: “Ya Rasulullah, sesungguhnya kami telah malu, Alhamdulillah.” Sabda beliau: “Bukan seperti itu, akan tetapi malu terhadap Allah yang sebenarnya adalah engkau menjaga kepala dan apa yang ia pikirkan, serta perut dan isinya. Dan hendaklah kau ingat mati dan musibah. Barang siapa menginginkan akhirat, ia meninggalkan perhiasan dunia. Barang siapa berbuat demikian berarti ia telah malu kepada Allah dengan sebenarnya.”
(HR. Tirmidzi, Ahmad, dan Hakim)

            Hadits diatas mengandung pelajaran bahwa malu terhadap Allah SWT bukan sebagaimana yang dipahami sahabat bahwa malu itu adalah menyendiri. Malu yang dimaksud adalah menjaga kepala berikut pandangan, pendengaran dan lidah, menjaga perut berikut syahwatmakan dan kemaluan,mengingat maut dan tubuh yang fana, zuhud terhadap dunia yang hina dan fana, beramal untuk kenikmatan kehidupan akhirat yang kekal.Maka barang siapa melakukan hal itu berarti ia malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya malu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar