Selasa, 01 Mei 2012

Ayah...


Mungkin kau tak merasakan apa yang ku rasa.. Tapi hatiku selalu menyanyangimu dengan setulus hatiku.. Kuteringat dulu disaat engkau kecewa kepadaku.. Hampir kau berputus asa karena ulahku.. itu semua karena aku tidak berfikir apa yang telah ayah lakukan.. Walaupun kita jauh, kehangatan pelukmu selalu kukenang ayah.. Apakah kelak aku bisa membahagiakan ayah? Engkau bekerja keras untuk mencarikan nafkah untukku dan keluarga.. Tapi kenapa aku menyia-nyiakan kerja kerasnya? Aku memang bodoh! Ku tidak berfikir! Aku selalu membuat ayah kecewa..
Maafkanlah aku ayah.... mungkin disaat aku SMP, ayah selalu mengeluarkan uang sedemikian banyaknya untuk membiayaiku.. Apa aku tidak berfikir? Dalam pikiranku selalu ingin pindah-pindah sekolah.. karena ku tidak betah tinggal di Pesantren Amanah, ku hanya bisa mengeluh dan mengeluh, tidak betah, dan selalu ingin pulang.. Kenapa dulu aku tidak berusaha agar ku betah? Dulu, aku memang manja, ayah... Saat ku ingin pindah, engkau langsung memenuhi permintaanku.. Kau ingin aku sukses! Kau pindahkan aku ke SMP Al-Muttaqin.. Dengan hati yang gugup, ku melakukan test seleksi masuk ke program Bilingual, Alhamdulillah sebenarnya aku masuk. Tapi, dari program itu harus selalu menggunakan Bahasa Inggris dari segi pelajarannya maupun percakapannya. Tapi aku merasa ingin dikelas yang reguler saja, itu lebih baik untukku mungkin..
Ayah, aku DITERIMA menjadi siswi SMP Al-Muttaqin!. Ayah kemudian bersyukur..  Tapi apa hasilnya? Saat beberapa minggu, aku tidak betah lagi di sana.. Bahkan aku selalu ingin pindah ke sekolah Negeri. Kenapa aku begitu tega dengan ayahku sendiri? Apa aku belum menyadarinya begitu susah payah mencari uang untuk pendidikanku. Harusnya aku BERSYUKUR!! Apakah aku sudah mengecewakanmu wahai ayah......?? Maafkan aku yang selalu membuat engkau sakit, ayah...
Suatu hari, aku sering nangis disini.. selalu mengulang kata-kata ingin pindah.. Ya ga bakalan betah kalo gitu mah, selalu diucapin mulu.. Aku berbicara ingin pindah, tapi ayah bilang ‘Ya Allah, dosa apa yang menimpa anakku ini? Apa yang harus ayah lakukan? Ayah hampir kecewa dengan sikapmu.. Ayah ga tahu lagi harus bagaimana agar kamu betah disini? Ayah kecewa...” itulah pesan-pesan ayah yang membuatku bangkit dari sifat egoisku. MULAI SEKARANG AKU BERTEKAD TIDAK AKAN MENGECEWAKAN ORANG TUA! Aku ingin benar-benar untuk menyusuri hidup yang bermakna. Tidak untuk mengecewakanmu wahai ayah... Berbakti kepadamu dan ummi setiap waktu, doakan aku ayah, semoga aku dapat mengantarkan ayah dan ummi serta ummat mukmin sedunia ke Syurga. Doakan juga yah, semoga Shofi menjadi wanita Shalehah.. Aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar