Mungkin kau tak merasakan apa
yang ku rasa.. Tapi hatiku selalu menyanyangimu dengan setulus hatiku..
Kuteringat dulu disaat engkau kecewa kepadaku.. Hampir kau berputus asa karena
ulahku.. itu semua karena aku tidak berfikir apa yang telah ayah lakukan..
Walaupun kita jauh, kehangatan pelukmu selalu kukenang ayah.. Apakah kelak aku
bisa membahagiakan ayah? Engkau bekerja keras untuk mencarikan nafkah untukku
dan keluarga.. Tapi kenapa aku menyia-nyiakan kerja kerasnya? Aku memang bodoh!
Ku tidak berfikir! Aku selalu membuat ayah kecewa..
Maafkanlah aku ayah.... mungkin
disaat aku SMP, ayah selalu mengeluarkan uang sedemikian banyaknya untuk
membiayaiku.. Apa aku tidak berfikir? Dalam pikiranku selalu ingin
pindah-pindah sekolah.. karena ku tidak betah tinggal di Pesantren Amanah, ku
hanya bisa mengeluh dan mengeluh, tidak betah, dan selalu ingin pulang.. Kenapa
dulu aku tidak berusaha agar ku betah? Dulu, aku memang manja, ayah... Saat ku
ingin pindah, engkau langsung memenuhi permintaanku.. Kau ingin aku sukses! Kau
pindahkan aku ke SMP Al-Muttaqin.. Dengan hati yang gugup, ku melakukan test
seleksi masuk ke program Bilingual, Alhamdulillah sebenarnya aku masuk. Tapi,
dari program itu harus selalu menggunakan Bahasa Inggris dari segi pelajarannya
maupun percakapannya. Tapi aku merasa ingin dikelas yang reguler saja, itu
lebih baik untukku mungkin..
Ayah, aku DITERIMA menjadi siswi
SMP Al-Muttaqin!. Ayah kemudian bersyukur.. Tapi apa hasilnya? Saat beberapa minggu, aku
tidak betah lagi di sana.. Bahkan aku selalu ingin pindah ke sekolah Negeri.
Kenapa aku begitu tega dengan ayahku sendiri? Apa aku belum menyadarinya begitu
susah payah mencari uang untuk pendidikanku. Harusnya aku BERSYUKUR!! Apakah
aku sudah mengecewakanmu wahai ayah......?? Maafkan aku yang selalu membuat
engkau sakit, ayah...
Suatu hari, aku sering nangis
disini.. selalu mengulang kata-kata ingin pindah.. Ya ga bakalan betah kalo
gitu mah, selalu diucapin mulu.. Aku berbicara ingin pindah, tapi ayah bilang
‘Ya Allah, dosa apa yang menimpa anakku ini? Apa yang harus ayah lakukan? Ayah
hampir kecewa dengan sikapmu.. Ayah ga tahu lagi harus bagaimana agar kamu
betah disini? Ayah kecewa...” itulah pesan-pesan ayah yang membuatku bangkit
dari sifat egoisku. MULAI SEKARANG AKU BERTEKAD TIDAK AKAN MENGECEWAKAN ORANG
TUA! Aku ingin benar-benar untuk menyusuri hidup yang bermakna. Tidak untuk
mengecewakanmu wahai ayah... Berbakti kepadamu dan ummi setiap waktu, doakan
aku ayah, semoga aku dapat mengantarkan ayah dan ummi serta ummat mukmin
sedunia ke Syurga. Doakan juga yah, semoga Shofi menjadi wanita Shalehah..
Aamiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar