Entah apa
yang aku rasakan saat ini, memang jauh dari masa kanak-kanak yang pernah aku
lalui. Di mana ketika masa keseriusan itu datang, memberikan kepastian pada
seorang insan. Sesuatu yang tak disangka adanya ketertarikan pada masa depan.
Logika menghujamku untuk terus memikirkan apa yang sedang terjadi, namun hati
yang tak pernah bertanya mengapa ini terjadi, hanya bisa merasakan, menatap
keadaan yang sebenarnya. Dunia ini memang tak selebar dan kelor, pasti semua
itu akan dipertemukan sejauh apapun kita melangkah. Terdapat titik temu yang
tak bisa dibayangkan. Walaupun perasaan ini diuji untuk bisa bertahan ataukah
merelakan begitu saja. Masa lalu ya masa lalu, masa depan harus kita raih. Jangan
sampai masa lalu yang pahit terulang kembali. Membawa diri lebih baik dan terus
lebih baik lagi. Kini yang aku rasakan, tak pernah menyangka seorang insan
menyatakan perasaannya kepadaku begitu terlihat keseriusannya. Tapi, aku belum
ingin secepat itu. Hati ini belum bisa menerima walaupun aku juga mempunyai
perasaan yang sama. Belajar dari pengalaman yang dulu, seseorang yang pernah
aku sia-siakan ketika itu, beberapa tahun kemudian serasa sangat menyesal aku
telah mengelak perasaannya. Dulu memang tak sadar, mungkin belum paham apa itu
cinta yang tulus. Membela temannya sendiri meskipun dia terluka. Ketika dia
menjauh, aku baru menyadarinya. Betapa berharganya seorang sahabat sejati. Yaa
Ghafur, maafkanlah masa laluku. Karena itu, aku tak ingin menyakiti hati
seseorang yang sudah menyayangiku. Tiga tahun lamanya, syukurku bisa bertahan
dari godaan. Dan semoga masa yang akan datang, masa yang betul-betul
menyelipkan kedewasaan terungkap dengan sendirinya, aku bisa memilih dengan
tegas, memilih yang terbaik untukku, untuk masa depan. Dan semoga aku dapat
bertemu dengannya dalam ikatan yang suci dan berada dalam ridho-Nya. Aamiin.
Validation By Annotations?
1 tahun yang lalu