Selasa, 16 November 2010

Psikoterapy Islam #1

Manusia memiliki dua unsur yaitu unsur fisik dan ruh. Dimana unsur fisik memiliki kecenderungan nafs amarah yang selalu mengikuti hawa nafsu yang memiliki prinsip pemenuhan terhadapaspek – aspek fisik yang harus dipenuhi, sedangkan unsur ruh memiliki kecenderungan nafs muthmainah yaitu nafs yang memberi ketenangan dalam diri manusia. Selama hidupnya manusia pasti akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan, yaitu kebutuhan badaniah atau somatik, diantaranya: makan, minum pakaian, rumah, sex, perlindungan dan kebutuhan psikologis meliputi antara lain: keamanan, kasih sayang yang memiliki prinsip untuk dipenuhi, Jika manusia cenderung lebih mementingkan pemenuhan kebetuhan tersebut, maka nafs amarah yang lebih berperan dalam dirinya sehingga manusia lebih mengikuti hawa nafsunya. Sebaliknya, jika manusia tidak hanya mementingkan pemenuhan terhadap kebutuhan fisiknya, tetapi manusia juga mementingkan kebutuhan akan ruhnya, maka nafs muthmainahlah yang berperan dalam dirinya yang akan memberikan diri yang tenang.

Pada kenyataanya dalam kehidupan manusia terkadang mengalami hambatan terhadap pemenuhan kebutuhan baik fisik maupun psikologis karena adanya suatu penghalang, atau bisa juga disebut frustasi yang dapat membuat kita menjadi stress bahkan depresi dan terkadang ada manusia yang sampai mengakhiri nyawanya dengan bunuh diri karena tidak mampu menyelesaikan masalahnya.

Jadi disfungsional terjadi karena ketidakseimbangan antara nafs amarah yang selalu mengikuti hawa nafsu dan nafs muthmainah yang memberi ketenangan dalam diri manusia. Dengan kata lain nafs amarahlah yang lebih mendominasi atau berperan.

- Pendekatan yang Dilakukan
Pendekatan yang dilakukan adalah melakukan ritual keagamaan dengan cara (a) Puasa, (b) Sholat, (c) sedekah. Ritual keagamaan tersebut bertujuan untuk mentranformasikan diri dari fisik ke ruh, dengan kata lain memberi keseimbangan antara nafs amarah dan nafs muthmainah yang dapat menyadarkan diri kita untuk kembali mendekatkan diri kepada Allah yang didasari rasa pasrah, ikhlas menyerahkan segalanya kepada-Nya (bukan berarti kita hanya diam atau tidak melakukan usaha apa- apa) sehingga dapat memberikan perasaaan tenang dalam hidup dan mengetahui kehendak Allah SWT..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar