Minggu, 03 Juni 2012

Cinta = Ujian

Bagaimana mengawalinya dengan cara yang berbeda. Dari sebuah pertemanan, lalu pertemuan dan apakah akhirnya menjadi pernikahan?
Belum tentu Allah memberikan sesuatu yang kita cintai, bahkan Allah sedang menunggu cinta kita kepada-Nya. Tak lain cinta kepada lawan jenis yang belum menjadi mahramnya. Salahkah kita untuk mencintai seseorang? Tidak. Karena kita mempunyai perasaan dan Allah memberikan kasih sayang kepada manusia. Dan cinta kepada lawan jenis memang fitrah manusia, Allah tidak melarang rasa cinta itu karena Allah meniupkan rasa cinta kepada hamba-Nya. Bila cinta itu di dasari oleh nafsu, maka cinta itu bukan cinta lagi. Nfsu yang membuat insan terjerumus.

Bukankah cinta itu suci? Ya. Cinta memang suci, tetapi tidak di dasari oleh nafsu. Melainkan cinta kepada Allah dibanding cinta kepada seseorang, bahkan dunia. Cinta karena Allah, cinta yang membuat manusia bertahan dari rasa sakitnya. Ketulusan pun ada. Namun, apakah cinta itu ujian bagi kita? Bagi orang yang merasakan gejolak rasa yang wah kepada lawan jenisnya? Hati yang selalu terjaga, kini di nodai oleh cinta yang terlalu? Di manakah perasaan kita, di manakah rasa cinta lebih itu hanya kepada Allah? Cinta adalah ujian kita untuk tetap menjaga kesucian kita. Dan belum tentu seseorang yang kita cintai itu akan menjadi pendamping hidup kita. Bagaimana jika mereka memang jodoh ketika mereka bertemu, sebelumnya mereka saling curhat tentang seseorang yang di cintainya. Tapi akhirnya? Allah menjadikan mereka bersatu dalam ikatan suci? Malu kah kita kepada dia jika sewaktu dulu kita mencintai orang lain?
Apakah harus di pendam cinta itu? Sehingga orang yang kita cinta sebisa mungkin kita mencintainya dengan cara diam?

Mencintainya dengan cara diam. Karena cinta itu ujian. Kita hanya bisa memohon kepada-Nya agar dikuatkan hati kita untuk seseorang yang menjadi pendamping yang sah bernilai ibadah.
Saya, bingung untuk menyikapi ini. Namun, yang saya pikirkan yaitu di mana cinta yang hakiki selalu terjaga, mencintai karena-Nya. Dan memang sangat susah untuk di jalankan, apalagi di jalani oleh saya yang masih labil dalam segi psikologis.

Cinta lebih indah jika kita bertemu dengan  seseorang yang ditakdirkan oleh-Nya menjadi bagian dalam hidupnya. Ketika pernikahan itu datang, cinta yang benar-benar cinta dalam ikatan suci. Mencintai si dia karena-Nya. Libatkan Allah, maka hati kita tidak akan jauh dari-Nya.


Billahi taufiq wal hidayah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar