Senin, 27 Agustus 2012

Puisi


Aku menulis kata-kata ini bukan karena aku puitis. Namun dari dasar pikiranku yang terhanyut dalam angan-angan nyata yang tak bisa di mengerti oleh orang lain. Itulah diriku yang selalu memberikan teka-teki pedas dan menusuk ke semua aliran darah. Atau apakah semua tulisanku mudah di mengerti oleh orang lain? Entahlah.. 

Dari sanubari jiwa yang terdalam, kupendamkan rasa kegelisahan yang memuncak. Kapanpun rasa itu muncul, tak bisa menghimpitkan angin yang melalu lalang hinggap di atas pohon yang rindang. Damai bersama mimpi-mimpi palsu, menari di atas ingatan kepala melalui sel-sel padat. Sempatkah aku menuai keinginan diri yang belum terealisasikan? 

Bayang-bayang semu yang ada di pikiranku. Aku tak ingin menentang singa yang bisa mengejar mimpi dalam satu detik. Terik matahari yang bersinar terang tak bisa menembus kaca bening. Pecah sudah. Seperti hati yang tak bisa terjaga dalam kesucian diri. Pantas, jika kulakukan untuk dirimu. Orang yang bisa mengejar cahaya hati dalam ketentraman dan ketenangan jiwa. 

Keluh yang tidak berkata-kata ketika itu bisa untuk membuktikan bahwa kau pantas mengambil mahkota sedikit cahaya dunia. Terpikirkan sebuah kisah Romeo dan Juliet, aku tak mengerti. Cinta sejati akan ada dalam genggaman orang-orang yang percaya bahwa Tuhan yang melahirkan cinta sejati itu.

Puisi-puisi indah yang terlahir oleh tangan yang tak mampu menerjang nyata, hanya semu. Dan tak tahu bahwa apa yang akan terjadi pada dirinya. Sedalam lautan angan-angan itu tak berarti jika tak bertepi dalam kesungguhan. Paradigma seseorang yang kau cintai, pasti berbeda. 

Datang memberikan senyuman pada pasir yang tak bisa ditiup angin. Mendalam kusebut-sebut namamu di hati. Kuucapkan dalam lisan yang tak bersuara. Menantikanmu dan merendahkan keinginan yang hampir penat bagi yang merasakannya.

Mungkin kau lah satu-satunya yang bersemayam dalam pikiran. Ingin kutemukan dalam pertemuan suci di mana kau akan mengajakku pergi. Tapi, itu tak berarti. Rencana tidak bisa menjamin benar atau tidaknya perasaan itu harus di sanjungkan. Tuhan yang tahu kelemahan hati manusia. Dan hanya Dia yang bisa menyatakan semuanya.

Berjalan menuju cahaya abadi. Akan tergantikan sesosok makhluk yang jelita, jikalau bukan diriku. Aku harap dirimulah yang bisa terbang mengeluarkanku dari kehinaan dunia. Setia pada yang satu, tumpahkan segala kerinduan kepada-Nya. Karena Dia yang bisa menjawabnya.

Suatu saat kuingin dirimu, menjemput manusia kecil yang belum mengerti apa-apa. Aku dan kau akan mendidiknya yang tidak pernah lepas kasih sayang kepada anaknya sampai akhir hayat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar