Waktu itu tak bisa diputar ulang.
Akan terus maju hingga waktu terhenti entah kapan. Dag dig dug hati dan
pikiranku ketika akan mulai UN. Memikirkan semua hal, sampai kuliah pun
terbayang akan seperti apa diri ini. Sebelum UN pun mengalami keringat dingin
karena harus maksimal mengerjakannya nanti. Usaha demi usaha yang telah aku
lakukan, semoga membawa keberkahan dan kemudahan ketika mengerjakannya. Hasilnya,
aku serahkan pada-Nya. Sebelumnya aku meminta restu kepada semua orang (yang
mengenaliku). Terutama kepada orang tuaku. Tapi sayangnya, Mamaku tidak ada di
rumah ketika aku UN. Mama sedang pergi ke Bogor untuk mengikuti acara
kantornya. Aku ingin memeluk mama saat dilaksankan UN. Aku mencoba untuk sms Mama
meminta doa restu agar dilancarkan. Sejak itu belum di balas, mungkin lagi
sibuk. Siangnya, Mama menanyakan kabar bagaimana UN pertamanya? Entah kenapa
tiba-tiba air mataku mengalir begitu saja. Dalam hatiku (Mi, apakah aku sudah
dewasa?).
Selama itu, aku terus-terusan
menangis. Memohon ampun dan meminta yang terbaik untukku pada-Nya. Luluskanlah
angkatan kami se-Indonesia. Sangat disayangkan, ada beberapa siswa kelas 12
yang seharusnya minggu depan UN, malah menghabisi nyawanya sendiri. Itu adalah
ketidak-kuatan mental. Yaa Rabb, lindungi kami.
Selagi ujian, aku terus meminta
restu. Kepada Mama yang sedang di Bogor sana, mengirim sms yang sangat
menyentuh. Sebelumnya aku tegang, takut ga lulus atau apa yang menghantui
pikiranku. “Semoga Alloh membukakan pikiran yang terang. Tenang dalam
menghadapi UN ini. Berserah dirilah dan berdoa, semoga apa yang di cita-citakan
terkabul.” Ucap Mama melalui sms. Aamiin.. Yang tadinya aku migren, jadi agak
mendingan. Itulah doa seorang Ibu pada anaknya. Selalu berdoa dalam keadaan
apapun. Dan pantaslah Syurga berada di telapan kaki Ibu. Hatiku kian tenang
melihat sms darinya. Dan aku sekarang, benar-benar pasrah, biarkan Allah yang
mengatur semua ini, biarkan Allah yang memberikan hasil yang terbaik. Aamiin.
Usai UN, kami sangat bersyukur
pada-Nya atas karunia dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan UN tersebut. Setelah
semuanya beres, kami Sholat berjamaah di masjid sekolah. Sambil sujud syukur
dan kami diberikan tausiah pendek oleh ketua Yayasan. Membuat hati semakin
menyentuh dan menangis. Ketika selesai sudah jadwal KBM sewaktu SMA. Kami
tinggal menunggu hasil. Masih lama. Yaa Rabb, berikanlah yang terbaik bagi
kami. Aamiin. Aku sangat bersyukur, atas
perjuangan guruku yang hebat. Semoga ilmu yang beliau ajarkan, selalu terbawa
sampai waktu berakhir. Aamiin. :’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar